Oleh : Resky Nurul Hikmah (Mahasiswi Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin)
SULBARONLINE.COM, Opini — Alat kontrasepsi sudah bukan hal tabu di antara pasangan yang sudah menikah. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) jumlah pasangan usia subur dan peserta KB aktif di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 28.217 pasangan.
Dari data diketahui bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan yaitu alat kontrasepsi suntikan sebanyak 19.362 pasangan (68%). Sementara pengguna kontrasepsi pil sebanyak 2.777 pasangan, implan sebanyak 1.419 pasangan, IUD (Intrauterine Device) sebanyak 247 pasangan, MOW (Metode Operasi Wanita) sebanyak 208 pasangan, kondom sebanyak 133 pasangan, MOP (Metode Operasi Pria) atau vasektomi sebanyak 40 pasangan, dan MAL (Metode Amenorea Laktasi) sebanyak 31 pasangan. Kontrasepsi diartikan sebagai tindakan pencegahan kehamilan yang dilakukan secara sengaja dengan tindakan atau penggunaan berbagai alat, praktik seksual, bahan kimia, obat-obatan atau prosedur operasi (Safitri, 2020).
Pemakaian alat kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama suami dan istri sebab akibat maupun efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi akan dirasakan secara langsung oleh keduanya (Dewi, Purwono dan Ludiana, 2021). Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa menggunakan alat kontrasepsi KB merupakan tanggung jawab istri. Dari data BKKBN tahun 2021 terlihat bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah KB suntik dan implan yang merupakan kontrasepsi wanita. Sementara alat kontrasepsi pria yaitu kondom (0,47%) dan vasektomi (0,41) merupakan alat kontrasepsi yang sedikit digunakan oleh pasangan usia subur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Indonesia suami memiliki angka partisipasi rendah terhadap penggunaan alat kontrasepsi.
Suami memiliki banyak kekhawatiran yang mempengaruhi keputusannya untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi, di antaranya yaitu suami takut dianggap tidak jantan oleh istrinya karena menggunakan KB (Natsir, Ismail dan Aminah, 2021). Persepsi lain yang muncul juga bahwa alat kontrasepsi kondom hanya diperuntukkan untuk orang yang melakukan hubungan suami istri di luar ikatan pernikahan. Hal ini memperlihatkan bahwa pengetahuan pihak suami masih kurang mengenai alat kontrasepsi pria.
Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP)
Vasektomi atau MOP adalah kontrasepsi mantap melalui prosedur operasi kecil pemotongan atau penyumbatan saluran spermatozoa. Operasi ini tidak mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris sehingga suami tetap dapat berejakulasi. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi sebagaimana mestinya sehingga laki-laki tetap berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual seperti sebelum dilakukannya vasektomi (Septyaningrum 2015 dalam Maesaroh, 2020). Maka dari itu tidak perlu timbul kekhawatiran bahwa tindakan vasektomi akan mempengaruhi kejantanan suami dan menurunkan tingkat kepuasan dalam hubungan suami istri.
Tiga Pengaruh Vasektomi Terhadap Hubungan Seksual
Sara, Kurnaesih dan Baharuddin, (2022) melakukan penelitian di Kabupaten Soppeng terkait kepuasan seksual pasangan suami istri setelah menggunakan kontrasepsi vasektomi di Kabupaten Soppeng. Dari penelitian tersebut diperoleh 3 sudut pandang yaitu dari segi aktivitas seksual, gairah seksual dan psikologi. Berdasarkan sudut pandang aktivitas seksual, terdapat perbedaan pada hubungan pasangan suami istri yang menggunakan alat kontrasepsi sebelum dan sesudah melaksanakan vasektomi. Pada awal setelah melakukan vasektomi suami merasa nyeri beberapa saat, namun setelah beberapa lama nyeri tersebut hilang. Dampak lain yang dirasakan yaitu adanya peningkatan stamina, peluang hamil rendah, lebih rileks dan nyaman dalam aktivitas seksualnya setelah suami menggunakan vasektomi.
Sudut pandang kedua yaitu dari segi gairah seksual. Dalam penelitian tersebut, pasangan suami istri setelah melakukan prosedur vasektomi merasa lebih bergairah dalam melakukan hubungan seksual bersama pasangan. Selain itu suami juga merasa memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama dibanding sebelum melakukan vasektomi.
Sudut pandang ketiga yaitu dari segi psikologi. Rasa nyeri yang timbul di awal menimbulkan dampak psikologis berupa rasa takut dan khawatir oleh pasangan suami istri pengguna vasektomi. Pasangan suami istri tersebut merasa khawatir terhadap dampak dari vasektomi karena selain tidak dapat memiliki keturunan dan tidak dapat melakukan ereksi serta ejakulasi karena rasa perih dan nyeri yang dirasakan oleh suami saat awal-awal menggunakan vasektomi. Namun pada kenyataannya suami selaku akseptor mengalami peningkatan stamina selama melakukan hubungan seksual tersebut.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa alat kontrasepsi vasektomi atau MOP tidak memiliki pengaruh negatif terhadap pasangan suami istri baik itu dari segi aktivitas seksual, gairah seksual maupun psikologi. Bahkan kontrasepsi ini berpengaruh positif terhadap peningkatan stamina, peluang hamil rendah, lebih rileks dan nyaman dalam aktivitas seksualnya setelah suami menggunakan vasektomi.
Sumber :
Dewi, T.K., Purwono, J. dan Ludiana, L. (2021) ‘Determinan Persepsi Suami Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi Analisis SDKI 2017’, Jurnal Wacana Kesehatan, 6(1), hal. 15–22. Tersedia di: http://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/168.
Maesaroh (2020) ‘Hubungan Sikap Tentang Alat Kontrasepsi Pria Dengan Partisipasi Suami Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon’, Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 11(2), hal. 169–179. Tersedia di: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku/article/view/169.
Natsir, M., Ismail, I. dan Aminah, S. (2021) ‘Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana (Studi Kasus Peningkatan Kesertaan KB Pria) di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo’, Jurnal Ada Na Gau: Public Administration, 2(2), hal. 745–755.
Safitri (2020) ‘Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Kenali Asam Bawah’, Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 2(1), hal. 20–25. Tersedia di: http://jak.stikba.ac.id/index.php/jak/article/view/87.
Sara, C.D., Kurnaesih, E. dan Baharuddin, A. (2022) ‘Kepuasan Seksual Pasangan Suami Istri Pada Pengguna Alat Kontrasepsi Metode Operatif Pria (Mop) Di Kabupaten Soppeng’, Journal of Muslim Community Health, 3(3), hal. 80–94.