Oleh: Elsayati Bongga Unda (Mahasiswi Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta).
DESA MASEWE adalah Desa terpencil yang berada di Kecamatan Nosu, Kabuapaten Mamasa, Sulawesi Barat. Penduduk Desa Masewe kurang lebih 1000 jiwa. Sebagian besar masyarakat dari Desa Masewe bekerja sebagai petani, khususnya petani kopi.
Hampir semua masyarakat desa masewe perkeluarga memiliki kebun kopi masing-masing. Perkeluarga sekali panen kopinya bisa mencapai 2 ton bahkan ada yang sampai 5 ton. Sehingga penghasilan terbesar masyarakat Desa Masewe dari kopi. Harga kopi mencapai 20-25 ribu/liter.
Namun, Masuknya COVID-19 di Indonesia memberikan dampak negatif dalam semua sektor termasuk krisis ekonomi. Perekonomian Indonesia menurun drastis hampir di semua sektor. Salah satu dampaknya yaitu krisis ekonomi dalam sektor pertanian di Desa Masewe. Dampak COVID-19 di Desa Masewe menyebabkan harga kopi menurun drastis, harganya mencapai 7-9 ribu/liter.
Menurunnya harga kopi, mengakibatkan penghasilan masyarakat merosot atau menurun. Sehingga kebutuhan sehari-hari masyarakat juga berdampak. Sebagain besar masyarakat memilih menyimpan atau tidak menjual kopinya hingga harga kopi kembali normal.
Dampak pandemi ini juga membuat sebagian petani jadi malas untuk merawat kebun kopinya dengan alasan karena harga murah, tetapi ada pula yang masih merawatnya dengan alasan kopi merupakan penghasilan utama khususnya dalam keluarga. Jadi, COVID-19 ini tidak hanya berdampak negatif bagi Perusahaan atau UMKM tetapi pada masyarakat kususnya di desa-desa terpencil.
Harapannya COVID-19 ini segera berakhir agar perekonomian bisa kembali normal. Dan harapan saya, agar kita selalu memperhatikan peraturan pemerintah, mematuhi protokol kesehatan dan tidak memandang remeh virus ini.