SULBARONLINE.COM, Mamuju — Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar rapat koordinasi (Rakor) percepatan pelaksanaan vaksinasi covid-19, yang berlangsung di Rujab Sekprov Sulbar, Rabu (9/6/2021).
Rakor dipimpin Sekprov Sulbar Muhammad Idris, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sulbar Asran Masdy.
Digelar secara vitual, kegiatan tersebut dilaksanakan guna mengevaluasi capaian pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Sulbar.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengemukakan, pelaksanaan vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengakhiri pandemi covid-19.
“Pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri pandemi ini, salah satunya melakukan vaksinasi covid-19 dengan aman dan efektif, melewati pengawasan dan tahapan-tahapan dan cara pembuatan obat yang baik, serta mendapatkan izin Emergency Use Autoritazation (EUA) dari BPOM, serta sertifikat halal dari MUI,” kata Idris.
Disampaikan, adanya bencana gempa bumi di Sulbar tepatnya di Kabupaten Mamuju dan Majene pada 15 Januari 2021 lalu sangat berdampak dalam pelaksanaan vaksinasi di Sulbar, sehingga vaksinasi tersebut baru dapat dilaksanakan pada 2 Februari 2021.
“Semula pencanangan vaksinasi covid-19 akan dilaksanakan pada 15 Januari 2021, namun adanya gempa bumi saat itu maka hal tersebut baru dapat di mulai pada 2 Februari 2021,” tutur Idris.
Idris juga menyampaikan, sampai pada 7 Juni 2021 jumlah vaksin yang telah diterima di Sulbar dalam beberapa kali tahapan distribusi dari Bio Farma sebanyak 160. 760 dosis, dengan jumlah penggunaan vaksin sebanyak 110.924 dosis atau 69 persen meliputi capaian vaksinasi tahap pertama untuk vaksinasi tenaga kesehatan 99,49 persen dosis pertama dan dosis kedua 89,49 persen.
Tahap kedua vaksinasi pelayanan publik 48,41 persen dosis pertama dan dosis kedua 31, 51 persen. Sementara tahap ketiga vaksinasi lansia dosis pertama 3,66 persen dan dosis kedua 1,66 persen.
“Kalau kita bandingkan tiga tahapan ini yang paling rendah adalah lansia. Masih rendahnya cakupan vaksinasi covid-19 di Sulbar, kususnya sasaran lansia tentunya akan membuat kita lebih ekstra lagi dalam membuat prioritas pelaksanaan vaksinasi bagi lansia dan kedepannya perlu melibatkan lintas sektor, terutama TNI/Polri dalam upaya menjaring sasaran vaksinasi,” tandas Idris.
Ia manambahkan, saat ini telah sampai pada vaksinasi lansia (59 tahun ke atas), pra lansia (mulai 50 tahun) dan pelayan publik. Dan tidak lama lagi akan memasuki tahapan masyarakat rentan dan masyarakat umum.
“Hal ini tentu memerlukan bantuan dari segenap kalangan dan seluruh lintas sektor yang ada, agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan dengan baik sesuai tahapannya,” katanya.
Terkait pelaksanaan rakor, Idris berharap, kegiatan itu dapat membantu merumuskan strategi dalam meningkatkan cakupan pelaksanaan vaksinasi dan dapat secepatnya menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat paparan covid-19, sehingga pandemi segera berakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, Asran Masdy menyampaikan, terdapat dua jenis vaksin yang diterima di Sulbar, yakni Coronavac sebanyak 158.760 dosis dan Astra Zeneca sebanyak 2.000 dosis.