SULBARONLINE.COM, MAMUJU—Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Timur (FKM-UIT) Makassar Angkatan tahun 2006, menyalurkan bantuan logistik untuk korban gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (13/2).
Mereka menyalurkan bantuan kepada korban yang terdampak gempa 6,2 SR 15 Januari lalu, utamanya di 12 titik yang dulunya menjadi posko mahasiswa FKM UIT melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
Bantuan pun mereka distribusikan ke eks posko PBL yang dulunya kegiatan itu tiga kali dilakukan di wilayah ini, mulai dari Desa Tappalang, Kecamatan Tapalang, hingga ke Desa Tadui Kecamatan Mamuju, sebagai posko terakhir.
Sebelum bertolak ke Mamuju, mereka berinsiatif menggalang donasi untuk korban gempa di Mamuju. Hasil dari penggalangan donasi inilah yang bersumber dari sebagian alumni ataupun angkatan tahun 2006, untuk kemudian mereka distribusikan ke Mamuju berupa bantuan sembako dan perlengkapan balita.
“Kami dari Makassar ke Mamuju sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana gempa bumi di Sulbar, dan Alhamdulillah, hari ini kami tiba di Mamuju untuk mendistribusikan bantuan logistik dari sejumlah teman-teman angkatan. Kita langsung berupaya menemui posko-posko kami dulu waktu pbl, kita salurkan bantuan berupa sembako dan perlangkapan bayi, terimakasih teman-teman angkatan dan alumni yang sudah berpartisipasi menyumbangkan bantuannya,”terang Andi Fitrah, mewakili angkatan 2006 FKM UIT Makassar, kepada Sulbaronline.com.
Tak sekedar menyalurkan bantuan logistik ke eks posko-posko pbl. Mereka juga menyempatkan reuni dengan beberapa angkatan 2006 FKM UIT yang juga terdampak gempa di Mamuju.
“Kami juga sempatkan bertemu dengan kawan-kawan seperjuangan dulu. Mereka yang tinggal di Mamuju juga terdampak akibat bencana ini. Harapan kami Sulbar segera bangkit dan cepat pulih,”tambahnya.
Sementara itu, proses penyaluran logistik hampir tak menemui kendala yang berarti. Hanya saja, beberapa titik posko pbl yang menjadi sasaran penyaluran, sudah tak berpenghuni, sebab pemiliknya saat ini masih mengungsi.
“Kalau ditapalang itu bapak posko saya dulu masih mengungsi, jadi rumahnya ditinggalkan. Kami terpaksa harus cari beliau di pengungsian dan bertemu. Semuanya lancar dan terakhir ini kita distribusikan di posko terakhirdi desa tadui,”ungkap Piuskila Darman.
Untuk diketahui, hampir sebulan pasca gempa bumi 6,2 SR mengguncang Mamuju dan Majene, wilayah ini berangsur mulai membaik. Pemerintah pun telah mencabut status masa tanggap darurat bencana, dan saat ini memasuki masa transisi atau pemulihan.(red/Mursyid)