SULBARONLINE.COM, Mamuju – Pemkab Mamuju melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) melaksanakan Rapat Audit dan Manajemen Pendampingan serta Diseminasi 1 Audit Kasus Stunting yang dilaksanakan di Maleo Water Park Mamuju, Senin 24 Juni 2024.
Pertemuan tersebut diikuti 112 peserta dari lintas sektor serta menghadirkan sejumlah tenaga ahli. Dalam kegiatan itu, terungkap data kasus stunting di Kabupaten Mamuju telah mengalami penurunan di tahun 2023 namun belum signifikan.
Asisten II Sekretariat Daerah Pemkab Mamuju Dr Khatma Ahmad, mengatakan bahwa penurunan angka stunting di Mamuju memang mengalami penurunan di 2023. Sebelumnya berada di angka 33,84 persen, kini menjadi 32,78 persen.
Namun kata dia, penurunan tersebut terbilang masih jauh dari target yang diharapkan, bahkan belum mendekati target nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen.
“Jalan masih panjang, ini tentu memerlukan perhatian serius dari kita semua, dan saya berharap kegiatan yang kita lakukan jangan hanya bersifat seremoni dan menghabiskan anggaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan,” ujar Khatma.
Sementara dr. Sri Hadzriati sebagai salah satu tenaga ahli spesialis anak, menggambarkan kondisi stunting yang terkadang masih kurang dipahami banyak orang. Ia menyebutkan memang sangat banyak istilah asing dalam penyebutan hal-hal dalam penanganan stunting.
Namun lanjut dokter saat ini bekerja di RSUD Mamuju ini mengatakan ciri awal yang mudah dikenali dari penderita stunting adalah “pendek, bodoh dan koro-koroang,” papar dr Sri.
Alumnus SMP Negeri 1 Mamuju ini memaparkan pengertian stunting dengan bahasa sederhana. Sebab kata dia, anak yang pendek belum tentu stunting, karena masih terdapat ciri lain yang menjadi penanda terjadinya stunting.
“Yang terpenting menurutnya, masyarakat harus mulai sadar tentang asupan gizi terhadap anak, serta imunisasi lengkap yang bisa dilakukan secara gratis di Posyandu,” tuturnya.
Di tempat sama, Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Mamuju Andi Maidah Dg. Mawello menambahkan jika tujuan kegiatan ini untuk mengedintifikasi resiko terjadinya stunting. Dalam kegiatan ini kata dia, diikuti 112 peserta dari lintas sektor.
“Tujuan kgiatan ini untuk mengevaluasi dan mengedintifikasi resiko terjadinya stunting. Jumlah peserta 112 orang yang terdiri dari lintas sektor TPPS dan lintas sektor terkait,” ujar Andi Maidah.
(Adv)