Bawaslu Ungkap kerugian Politik Uang dan Harga Diri Pemilih

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) kabupaten Mamuju Faizal Jumalang  mengungkapkan kerugian besar terhadap politik uang dan harga diri bagi para pemilih.

Faizal mengatakan, harga diri pemilih terhadap jual beli suara adalah sarana pembodohan masyarakat dalam skala yang sangat besar, ditambah lagi akan timbul peluang bagi para calon yang tidak mempunyai kompetensi tetapi karena uang mereka terpilih.

Ia mengungkapkan, barang atau dengan janji menyuap seseorang baik supaya orang tersebut tidak menjalankan haknya untuk memilih calon tertentu sangatlah berbahaya dalam membangun sebuah proses demokrasi karena sangat merusak pola fikir masyarakat.

Kata Faizal, hal itu secara nyata merendahkan martabat rakyat, dimana seorang pemilih  dinilai dengan uang yang sebenarnya nilainya tidak sebanding dengan didapat selama 5 tahun terhadap calon yang berhasil menduduki kursi parlemen.

“5 tahun kedepan ini dampak politik uang akan dirasakan oleh kakek nenek dan cucu kita, bayangkan ketika anda diberi uang seratus ribu rupiah, anda hanya akan di gaji dua puluh ribu pertahun,” ungkap Faizal, pada kegiatan IJS Sulbar di Cafe Nal, Mamuju, Rabu (27/2/19).

Selain itu, pemilih pemula dalam menetukan hak suara juga akan ikut rusak, itu tentu disebabkan pengetahuan mereka sangat rendah, sehingga mudah dijadikan komoditas politik untuk mendongkrak popularitas serta elektalibiltas  kontestan pemilu.

Ditambah lagi kata dia, labilnya emosionalitas pemilih pemula mereka berada dalam pusaran antara antusiasme dan apatisme politik , belum berpengalaman dalam mengikuti kegiatan pemilu dan sasaran empuk politik transaksional.

Ia mengatakan biaya kos politik untuk mengganti sejumlah uang dalam kontestasi politik yang syarat akan kepentingan, sehingga pihaknya mengajak seluruh masyarakat agar menolak praktik tersebut, tetapi fokus pada visi-misi setiap calon.

“Jangan salahkan juga para caleg ketika dana aspirasi yang kemudian berfikir untuk mengganti uangnya. Dan saya tekankan kepada adik-adik jangan mudah terlibat praktik semacam itu tanpa berfikir panjang kedepannya,” tuturnya. (Adr*)