SULBARONLINE.COM, Mamuju – Sekretaris daerah (Sekda) provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris mengatakan, predikat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi tidak menjamin bertahan di dunia kerja kompetitif.
Hal tersebut diungkapkan dalam kesempatannya memberikan orasi ilmiah sidang senat terbuka wisuda ke delapan politeknik kesehatan kementrian kesehatan Mamuju, Rabu (23/10).
Ia mengungkapkan, soft skill fase keempat perjalanan revolusi industri tidak lagi melihat labeling prestasi terhadap lulusan akademis.
“Kita tidak boleh berbangga lagi kalau hanya sekedar memiliki Ijazah, apalagi dengan indeks prestasi. Di industry For point Zero (Industri 4.0) kita tidak lagi melihat labeling,” Sebutnya.
Hal tersebut kata Muhammad Idris IPK hanya pertimbangan di dunia kerja, namun pada prinsipnya soft skill tetap harus dimiliki.
“Yang dicari itu adalah level kompetensi, itulah yang menjadi alat ukur bagaimana Human Capital itu terbangun. Human Capital itu tentu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan,” Ungkapnya.
Muhammad Idris mengutarakan ukuran keberhasilan sebuah institusi adalah kompetensi seiring dengan perubahan, adaptasi dilingkungan yang serba baru yang membuat kompetensi semakin ketat.
“Kampus-kampus ternama didunia mereka terpandang karena alat ukur utamanya adalah alumninya, bisa mengharumkan univeritas, sekaligus menjadi ukuran keberhasilan dari Institusi,” Tuturnya. (Adr*)