MAMUJU-LSM Jaringan Masyarakat Non Partisan (JARI-MANIS) Provinsi Sulawesi Barat, menggelar Forum Grup Discussion di Warkop 89 Mamuju, Sabtu (27/7).
Diskusi LSM-Jari Manis kali ini mengangkat tema ‘Pentingnya Kerukunan dan Toleransi Ummat Beragama dalam menangkal isu SARA dan Hoax’, menghadirkan narasumber diantaranya Ketua Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Sulbar, Sahabuddin Kasim, Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rivai Arvan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulbar, Misbahuddin.
Dalam kesempatannya, Ketua Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Sahabuddin Kasim mengatakan, masalah bangsa yang besar saat ini kesenjangan dan kecemburuan sosial yang terkadang memicu timbulnya konflik.
Oleh karenanya menurut Sahabuddin, tenggang rasa dan saling menghormati yang diajarkan agama merupakan jurus yang jitu menangkal persoalan ditas.
“semua agama dan kitab suci diturunkan menuntut untuk kepentingan seluruh ummat manusia, dari aspek teologi agar manusia aman tentram dan damai. Kita tidak menginginkan konflik antar sesama manusia, tetapi kita perlu menabur kerukunan, saling mengayomi dan menghormati. FKUB juga hadir untuk selalu memberikan bimbingan tentang moral toleransi dalam mengedukasikan komitmen beragama untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan, Sulbar sejauh ini merupakan daerah yang masuk tiga besar di Indonesia yang ummat beragamanya hidup rukun,”terangnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulbar Misbahuddin mengatakan, toleransi merupakan akibat pluralitas atau berbeda-beda. Sementara untuk Hoax, MUI sudah mengeluarkan pedoman muamalah bermedia sosial, yang diantaranya berisi fatwa pengharaman menyebarkan berita bohong.
“Berita harus dikroscek atau yang dikenal dalam agama Islam sebagai tabayyun, dalam upaya mengetahui informasi yang sebenarnya. Kita harus berhati-hati menghindari dusta. MUI juga telah mengharamkan produksi dan penyebarluasan ujaran kebencian dan hoax melalui muamalah bermedia sosial,”ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rivai Arvan menganggap, hoaks dan isu SARA tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Olehnya itu ia meminta agar masyarakat selalu cerdas dalam menggunakan media sosial.
“Polisi faktor utama yang harus disingkirkan bagi mereka penyebar hoaks, karena kami yang selalu berbenturan dengan mereka. Jangan mudah untuk mempercai dan menyebar langsung berita tanpa dikaji dulu. Kita juga meminta agar MUI mensosialisasikan fatwa bermedia sosial tersebut, agar kita juga terbantu dalam meminimalisir berita bohong,” pungkas AKBP Muhammad Rivai Arvan.
Untuk diketahui, diskusi yang dipandu langsung Ketua LSM Jari Manis Ashari Rauf ini, juga dihadiri sejumlah organisasi kepemudaan dan mahasiswa, pihak akademisi dan sejumlah insan pers.(Mursyid)