Ketua Dewan Pers: Kades dan Kepsek Sasaran Wartawan Abal-abal

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyebutkan ada dua instansi yang sering menjadi sasaran para wartawan abal-abal. Yaitu, Kepala Sekolah (Kepsek) dan Kepala Desa (Kades).

Di Mamuju, kata pria sapaan akrab ‘Bang Stanley’ ini, tidak menutup kemungkinan juga sering terjadi gangguan dari oknum yang mengatasnamakan wartawan. Mereka datang untuk memeras, mengancam dan menggertak Kepsek dan Kades.

“Saya sering dengar di Mamuju ini banyak yang diganggu wartawan,” kata Stanley saat menyampaikan sambutan di acara Workshop Literasi Media yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju, Senin (15/4/19).

Biasanya, kata dia, oknum wartawan datang untuk mengancam dan memeras untuk mempersoalkan pengelolaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang dikelolah pemerintah desa.

“Biasanya gangguan dari oknum wartawan terkait kasus dana BOS, karena bantuan dari pemerintah untuk sekolah. Gangguan kedua adalah Kepala Desa, karena ada Dana ADD,” sebutnya.

Menurutnya, oknum yang mengaku sebagai wartawan biasanya datang menggunakan pakaian lengkap dan menakut-nakuti Kades dan Kepsek.

“Biasanya nama medianya seperti KPK. Jadi seolah-olah seperti perpanjangan tangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Padahal tidak ada kaitannya dengan KPK. Ada juga yang pakai nama seperti kepolisian, Kejaksaan dan lembaga-lembaga hukum negara. Padahal kami menyebutnya adalah wartawan abal-abal,” jelas Stanley.

Olehnya, dalam kesempatan itu, Stanley membagikan poster berisi pesan-pesan dan peringatan tentang kode etik dan kinerja wartawan sebagai langkah untuk membersihkan wartawan abal-abal di Mamuju.

Dia meminta agar para Kades dan Kepsek memasang poster tersebut di ruangan kerja masing-masing.

“Jadi saya bawakan poster hari ini, tempel di sekolah. Tunjukkan kalau ada (Wartawan) yang ganggu lagi. Kasih tahu ini ada himbauan dewan pers. Ini adalah semacam benda pengusir setan,” tegasnya.