SULBARONLINE.COM, Mamuju — Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Muhammad Idris menghadiri Rapat Koordinasi Sinergitas Program Peningkatan Indeks Literasi yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulbar di Aula Gedung Perpustakaan Sulbar, Selasa 19 Maret 2024
Kegiatan itu mengusung tema, Sinergitas Program Untuk Peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat.
Sekprov Muhammad Idris mengatakan, bahwa peningkatan indeks literasi merupakan bagian dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulbar.
“Jangan berharap adanya peningkatan IPM di Sulbar, tanpa adanya usaha untuk mendorong atau mensupport peningkatan indeks literasi,” kata Muhammad Idris.
Ia juga mengungkapkan, rapat koordinasi teknis yang digelar itu, untuk membangun kapasitas literasi di Sulbar, termasuk unsur-unsur yang mendukung kemajuan atau pemajuan perpustakaan.
“Kenapa perpustakaan ini kita diskusikan, kita bahas terus menerus, karena kita yakini bahwa perpustakaan lah sumber pengetahuan masyarakat kita, termasuk anak-anak didik kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut Idris mengemukakan, rata-rata sekolah di Sulbar berada di level literasi yang sedang. Sehingga, untuk mendorong peningkatan literasi di Sulbar, harus ada usaha, ada strategi dan juga ada dukungan yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
“Tidak boleh kita biarkan level literasi kita di Sulbar itu berkelas sedang, sementara daerah lain sudah ada berkembang dan maju sekali,” ujar Muhammad Idris.
Menurutnya, untuk menciptakan ekosistem literasi di sekolah, ada tiga hal yang harus menjadi perhatian khusus. Mulai dari lingkungan sekolah, aktor-aktor yang berkaitan dengan literasi di sekolah dan dukungan semua pihak.
“Lingkungan sekolah harus bagus. Jadi, lingkungan sekolah itu mulai dari pendidiknya, fasilitas karena sekolah harus menjadi tempat terbaik untuk membaca. Aktor-aktor yang berkaitan dengan literasi di sekolah terutama kepala sekolah dan guru. Mereka harus menjadi subjek yang utuh untuk mendorong literasi, jangan sampai siswanya rajin, gurunya tidak rajin membaca dan itu bisa jadi pengetahuan siswa lebih tinggi dari guru kalau itu tidak di ukur,” tuturnya.
“Yang paling terpenting adalah dukungan semua pihak di sekolah itu. Mulai dari orang tua siswa, Dinas Pendidikan baik kabupaten maupun provinsi harus terlibat, termasuk pemerintah pusat,” tutup Muhammad Idris.