Cegah Stunting dari Dapur, Perwakilan BKKBN Sulbar Gelar Penguatan Penyelenggaraan DASHAT

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat menggelar Diskusi Asik Kependudukan dan penguatan penyelenggaraan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas yang ada di enam kabupaten di Sulawesi Barat pada tanggal 22-26 Mei 2023.

Penguatan penyelenggaraan Dashat ini dibuka oleh Nuryamin selaku Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat dan turut dihadiri oleh Kepala Dinas PP & KB se Sulawesi Barat. Peserta kegiatan ini adalah 176 Penyuluh Keluarga Berencana selaku manajer program di tingkat desa/kelurahan dan 6 Pengelola program Dashat di tingkat Kabupaten.

“Penyuluh KB wajib mampu menyediakan data sasaran keluarga beresiko stunting agar dapat diintervensi bersama-sama. Termasuk program Dashat ini mengingat masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya asupan gizi pada proses pertumbuhan, apakah mulai remaja, hamil, menyusui atau saat punya bayi dua tahun (Baduta),” kata Nuryamin.

Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Sulawesi Barat mencapai 35% persen pada 2022. Angka ini membuat provinsi Sulawesi barat sebagai provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi ke dua secara nasional.

Penguatan penyelenggaraan Dashat dilakukan dengan memberi pembekalan melalui penanggung jawab Dashat di tingkat Kabupaten, Persagi dan TP-PKK Kabupaten. Dalam satu materi, Persagi menyatakan bahwa pemicu stunting adalah masalah gizi, karena kebanyakan masyarakat hanya berpikir makan sampai kenyang tetapi tidak memenuhi unsur gizi seperti protein, vitamin dan gizi lainnya.

“Masyarakat kita, cenderung pilih-pilih dalam mengkomsumsi makanan, khususnya makanan sumber protein yang diperlukan dalam pencegahan stunting. Pola pikir menganggap makanan sehat itu pasti mahal yang perlu dihilangkan. Ada banyak sekali sumber protein di semenanjung mandar yang kurang termanfaatkan, contohnya bulu babi yang memiliki protein tinggi.” Pungkas Ghazali, dari Persagi Kab Majene.

Melalui kegiatan ini pula dilakukan praktek baik pengolahan bahan lokal sebagai makanan bergizi oleh TP-PKK. Dijelaskan jenis-jenis bahan makanan yang tersedia disekitar, cara mengolahnya, takaran hingga porsi yang pas untuk ibu hami, menyusui dan baduta. Setelah kegiatan  ini, diharapkan masyarakat dapat di edukasi mengenai pengolahan makanan yang bergizi dimasing-masing rumah. Karena stunting dapat dicegah melalui dapur keluarga.