SULBARONLINE.COM, Australia — Sriwiyata Ismail, salah seorang perempuan muda asal Mamuju, Sulawesi Barat berkesempatan mengikuti kegiatan “Leadership Program for Youth Multifaith Women Leaders”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Australia Awards Indonesia bekerjasama dengan Deakin University di Australia.
Sriwiyata adalah satu dari sekian perempuan muda Indonesia yang ikut dalam kegiatan tersebut. Ada dua tema besar yang diangkat dalam kursus ini, yakni kepemimpinan dan multikulturalisme.
Kepada SULBARONLINE.COM, Senin (13/3/23), Sriwiyata Ismail Zainuddin mengatakan, pesertanya yang terlibat dalam kegiatan ini adalah perempuan dari berbagai institusi, seperti organisasi lintas agama, institusi pendidikan, NGO, dan pemerintahan.
Kursus ini, kata dia, dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu pre-course atau persiapan keberangkatan yang diselenggarakan sejak Februari di Yogyakarya, short course atau kursus utama yang di selenggarakan di 3-19 Maret di Melbournse, Australia, dan yang terakhir adalah post course atau evaluasi pelaksanaan project awards yang diselenggarakan bulan Juni 2023 nanti.
Menurut Sriwiyata, program yang berlangsung selama dua minggu di Australia ini meliputi materi mengenai kepemipinan perempuan, hal-hal teknis mengelola gerakan dan organisasi, serta kebijakan dan program yang berhasil mengelola masyarakat multikulturalisme di Australia.
Sriwiyata menyebut, sejauh ini mereka telah dibimbing oleh para praktisi, seperti Dr. Niki Vincent (Commisioner for Gender Equality in the Victorian Public Sector), Coral Ross (Founding Director Australian Gender Equality Council), Emilia Sterjova (former Major City of Whittlesea) untuk mendapat pengetahuan terkait strategi implementasi kesetaraan gender di Australia.
Selain itu, tambah dia, mereka juga belajar langsung dengan Tasneem Chopra (Leading-Cross Cultural Consultant), Celestle Liddle (Representative of Indigenous Arrernte Women), Dr. Diana Cousens (Member of Victorian State Government’s Multifaith Advisory) mengenai pengelolaan organisasi dan komunitas beragam.
“Kami juga berkesempatan mengunjungi Derebin Council dan bertemu Mayor Julie Williams dan tim penasehat multikulturnya di Derebin Intercultural Hub untuk memelajari bagaimana pemerintah mengelola dialog multikulturalisme untuk menjaga perdamaian di masyarakatnya,” kata putri mantan Sekda Provinsi Sulbar, H. Ismail zainuddin itu.
Wita, sapaan akrab Sriwiyata Ismail ini mengaku sangat bersyukur dapat mengikuti program ini, sebab selain menambah pengalaman dan pengetahuan juga kedepan dapat diimplementasikan di Sulawesi Barat.
“Kursus ini sangat bermanfaat dan memberikan pengetahuan praktikal kepada saya. Saya berharap pengetahuan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat Sulawesi Barat khususnya di insitutusi saya di Unsulbar dan organisasi saya, Fatayat Nahdlatul Ulama,” harapnya.