Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid (Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand Angkatan 2019, berdomisili di Padang Pariaman, Sumatera Barat/Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek)
OPINI — Menuntut ilmu adalah sebuah proses belajar untuk menjadikan seseorang lebih baik lagi. Menuntut ilmu biasanya dilakukan oleh se seorang ketika berumur 5 tahun sampai 25 tahun, ketika kita dituntun untuk menuntut ilmu maka lakukanlah. Karena kita dianjurkan untuk menuntut ilmu. Bagi seseorang yang menuntut ilmu maka jalan untuk kelak di akhirat akan mudah.
Menuntut ilmu digunakan untuk mengubah akhlak seorang manusia, logikanya begini ketika kita menuntut ilmu, maka akhlak juga dituntut untuk lebih baik. Biasanya ilmu bisa merubah akhlak seseorang, semakin banyak ilmu seseorang maka semakin baik akhlak orang tersebut. Kita bisa menilai akhlak eseorang dari ilmunya. Ketika orang tersebut cerdas, rajin, pintar, dari kesemua itu tentu orang tersebut memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan orang lain. Pada saat itu kita bisa menilai seseorang, dengan ilmunya maka akhlak dia akan diperbaiki dengan sendirinya.
Kita hidup di Indonesia tentunya kita tidak lepas dari menununt ilmu, mulai Dari TK, SD, SMP, SMA, PERGURUAN TINGGI, bahkan dirumah juga menuntut ilmu mengaji TPA/TPSA, PESANTREN dan lain-lain. Itu semua adalah wadah untuk kita menuntut ilmu. Banyak pelajaran yang kita petik dari tempat-tempat itu. Pelajaran yang dipetik tidak hanya pengetahuan saja melainkan memperbaiki akhlak kita, ketika ilmu yang banyak itu bisa memperbaiki akhlak kita terhadap manusia, Allah Swt maka semua itu sudah berguna.
Tentu menunut ilmu mempunyai tekanan-tekanan sendiri karena Ali Bin Abi Thalib pernah berkata” Sewaktu Aku Menuntut Ilmu, Aku Adalah Budak” maka bagi orang yang menuntut ilmu dia alah budak. Oleh karena itu ketika kita disuruh oleh orang yang lebih besar dari kita misalnya guru kita, maka itu adalah sebuah aplikasi dari perkataan Ali itu, karena apa, bayangkan saja budak tentu mau saja disuruh tanpa digaji, begitu juga dengan orang yang sedang menuntut ilmu, jangan pernah kita bosan dengan tugas dari guru kita, semua itu adalah pelajaran yang diberikan untuk kita, ketika tidak kita kerjakan maka itu adalah ciri-ciri orang yang sombong.
Segala rintangan dalam menuntut ilmu tentu benar adanya, ketika kita mengalami kepahitan yang amat sangat dalam proses menuntut ilmu itu adalah cobaan. Ketika kita tidak mau menghadapi cobaan itu, maka jangan pernah sesekali kita mencoba untuk menurut ilmu, karena ketika kita menuntut ilmu, tentu berbagai macam cara, ada sedih, luka ,kecewa, senang, gembira. Perasaan kita bercampur aduk ketika kita menuntut ilmu, ada yang pengen berhenti, ada yang sudah bosan, semua itu adalah cobaan, maka yakinlah sebuah pahit pasti ada manisnya.
Setiap cobaan yang diberikan Allah Swt dalam menuntut ilmu itu adalah sebuah pembelajaran bagi kita. Ketika kita diberikan cobaan dan mempunyai sudut pandang yang berbeda, maka itu sudah bisa kita memahami bahwa menuntut ilmu itu awalnya pahit, tetapi akhirnya manis ketika kita berhasil dalam suatu jalan menuntut ilmu. Misalnya kita lulus dari kuliah maka itu adalah hal yang baik.
Jangan pikirkan dalam mindset pemikiran kita” buat apa kuliah di jurusan itu, nanti jadi apa” jawabannya tentu, pekerjaan itu akan datang ketika kita mengisi otak kita dengan ilmu pengetahuan, kita tekuni jurusan itu, ambil ilmunya, maka kita amalkan, setidaknya kita bahkan sukses.
Jangan pernah meremehkan seseorang maupun jurusan kuliahnya karena belum tentu jurusan dan orang di dalamnya bodoh. Ubahlah mindset itu dalam diri kita, dan juga pekerjaan bukan tergantung dengan jurusan, tetapi pekerjaan tergantung pada diri kita.
Maka dari itu, nikmatilah proses dalam menuntut ilmu, karena semakin besar kita, maka tekanan dalam hidup kita semakin bertambah, bagi penulis masa-masa menuntut ilmu adalah masa yang paling indah, karena kita tidak ada beban untuk mencari uang, ketika nanti telah selesai sekolah kita. Maka hal ini bisa saja menyebabkan bahwa pikiran kita tentu, bagaimana kita bekerja, mempunyai rumah tangga, mempunyai anak dan lain-lain.
Maka dari itu nikmatilah segali menuntut ilmu walaupun itu pahit, tapi yakinlah hasilnya manis, orang yang berilmu banyak bisa mengendalikan dunia, tetapi orang yang tidak memiliki ilmu, akan begitu saja.