Oleh: Evi Arianti, SST (Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Mamasa).
SULBARONLINE.COM, opini – Mamasa adalah sebuah Kabupaten yang terbentuk pada tahun 2002, kini telah berusia 18 tahun. Banyak perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh kabupaten ini baik dalam pembangunan manusia maupun pembangunan ekonomi. Capaian ini tidak terlepas dari program-program pembangunan oleh pemerintah daerah.
Pembangunan yang telah dilakukan di kabupaten Mamasa selama 18 tahun telah menghasilkan banyak kemajuan. Pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan menjadikan manusia tidak hanya sebagai subyek pembangunan, namun juga menjadikan manusia sebagai objek atau tujuan dari pembangunan itu sendiri.
Menilik capaian pembangunan manusia di Kabupaten Mamasa yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), telah terjadi peningkatan dari 60,88 pada tahun 2010 menjadi 65,32 pada tahun 2019 dan termasuk dalam kategori sedang pada tingkat pembangunan manusianya. Peningkatan capaian indeks pembangunan manusia ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam melakukan pembangunan di seluruh sektor kehidupan termasuk juga pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tersebut dihitung dari angka harapan hidup, rata-rata sekolah, harapan lama sekolah, dan pengeluaran disesuaiakan.
Dari segi perekonomian regional, produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 nilainya sebesar Rp 1,307 triliun, maka pada tahun 2019 nilai PDRB atas dasar harga berlaku kabupaten Mamasa mencapai Rp 2,947 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 125,48 persen dalam waktu sepuluh tahun.
Selain itu, selama 10 tahun terjadi sedikit pergeseran struktur perekonomian dikabupaten Mamasa. Untuk sektor pertanian yang menopang perekonomian Mamasa sebesar 39,13 persen pada tahun 2010 mengalami penurunan kontribusi menjadi 33,98 peren pada tahun 2019. Untuk sektor Konstruksi atau bangunan pada tahun 2010 berkontribusi sebesar 6,62 persen terhadap perekonomian Mamasa, maka pada tahun 2019 kontribusinya meningkat menjadi 8,58 persen.
Meskipun sektor pertanian masih masih mendominasi perekonomian kabupaten Mamasa, namun kontribusinya mengalami penurunan sehingga terjadi pergeseran struktur perekonomian dari sektor primer (pertanian dan pertambangan/penggalian) kepada sektor sekunder (industri pengolahan, konstruksi/bangunan, listrik, air dan gas).
Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2019 kabupaten Mamasa tumbuh sebesar 5,94 persen dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,02 persen. Kinerja perekonomian yang berada di atas pertumbuhan ekonomi Nasional ini seharusnya tidak hanya menguntungkan bagi dunia usaha maupun swasta, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini dikarenakan perekonomian yang tumbuh dan berkembang akan membuka kesempatan usaha dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Dengan demikian akan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat pada menurunnya jumlah penduduk miskin selama 9 tahun terakhir. Jika pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Mamasa sebanyak 15,04 persen, maka pada tahun 2019 jumlah penduduk miskin turun menjadi 13,42 persen.
Selain pertumbuhan ekonomi yang berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, tren angka kemiskinan di kabupaten Mamasa juga menunjukkan penurunan yang rendah bahkan stagnan. Namun memiliki angka kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Sulawesi Barat.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah keberhasilan pemerintah melalui berbagai program yang telah dicanangkan misalnya program keluarga harapan serta bantuan sosial lainnya. Terlebih lagi jika bantuan sosial tersebut tepat sasaran dan tepat waktu maka akan sangat memantu dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Capaian-capaian di atas merupakan suatu kemajuan yang haru terus ditingkatkan. Meskipun yang diuraikan di atas baru sebatas aspek pembangunan manusia dan ekonomi, belum menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, keuangan daerah, dan berbagai pelayanan masyarakat lainnya. Seperti kata pepatah, “Tidak ada Gading yang Tak Retakā tentu saja masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Harapan kita semua di masa yang akan datang kabupaten Mamasa menjadi lebih baik dari segi ekonomi maupun dari segi sumber daya manusia serta aspek lainnya.