Membanggakan..!! Karena ‘’Sampah”, Membawa Rifai ke Amerika Serikat

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Sulawesi Barat patut berbangga, sebab selalu memiliki putra-putri yang berkualitas dan mumpuni. Terbukti, baru-baru ini, salah seorang mahasiswa asal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Mamuju, Jurusan Manajemen bernama Muh Rifai Sahida (21), berhasil mendapatkan beasiswa Young Southeast Asia Leaders Initiative (YSEALI) Spring 2019.

Sekadar diketahui, YSEALI Academic Fellowship adalah program kuliah singkat (short-course) dan pelatihan intensif yang diberikan oleh Pemerintah Amerika Serikat selama 6 minggu di Amerika Serikat.

Program ini berisi diskusi, seminar, presentasi kelompok dan kuliah di dalam kelas serta wisata pendidikan, kunjungan lapangan, kegiatan kepemimpinan, dan kegiatan kerelawanan dalam masyarakat setempat .

YSEALI Academic Fellows adalah program pendidikan short term yang diadakan oleh pemerintah Amerika untuk pemuda negara-negara ASEAN usia 18-25 tahun.

Adapun beberapa bidang yang dibuka untuk program YSEALI adalah, Civic Engagament (Kemasyarakatan), Environmental Issues (Isu Lingkungan), Social Entrepreneurship (Kewirausahaan).

Dan setiap bidang untuk wilayah Indonesia Timur akan menerima 3 orang untuk mewakili Indonesia Timur untuk berangkat Ke Amerika Serikat dan bergabung dengan peserta lain dari Negara ASEAN.

Setiap program acara puncaknya akan berlangsung di gedung putih Washington DC yang memungkinkan adanya keterlibatan dengan para pembuat kebijakan, perwakilan pemerintah, pebisnis dan akademisi untuk turut berdiskusi bersama peserta.

Kepada wartawan, Rifai menceritakan, bahwa dirinya mengikuti YSEALI 2019 bidang isu lingkungan dan beberapa tahap seleksi ketat telah ia jalani. Mulai dari seleksi berkas serta Essay, dan dilanjutkan dengan 10 besar terbaik di Indonesia timur yang dipilih oleh Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Surabaya.

Setelah itu, menurut putra Pitu Ulunna Salu (PUS) ini, diadakan seleksi Interview By Skype oleh Kedutaan Amerika Serikat di Surabaya. Dan akhirnya terpilih lah 3 Besar dan lolos mewakili Indonesia Timur Untuk Berangkat Ke Amerika Serikat.

‘’Pada saat proses interview saya menjelaskan kepada perwakilan Kedutaan Amerika Serikat tentang project sosial yang saya jalani, yang telah saya rintis di tahun 2014 hingga saat ini. Saya menjelaskan tiap proses yang saya jalani selama berkegiatan,” kata Rifai.

Rifai mengaku sangat bangga dan senang, sebab dalam proses ini Ia berjuang dengan snagat gigih. Apalagi, tidak sedikit dari pesaingnya dari berbagai daerah dinkawasan Indonesia Timur.

“Saya sangat senang karena dari pernyataan Kedubes Amerika Serikat di Surabaya mengatakan kurang lebih 2000 pendaftar dan hanya 10 orang yang masuk sesi interview, lalu dipilih 3 orang terbaik mewakili Indonesia Timur dan saya adalah salah satu dari 3 orang ini,” tutur putra pasangan Sahida Gonting dan ST Nur ini.

“Dan saat ini saya sangat bersemangat karena saya sendiri akan berangkat pada tanggal 4 April 2019 dan ditempatkan di University Of Montana di Montana, Amerika Serikat, dan 2 teman saya lainnya berasal dari Indonesia Timur, yaitu Steve (Surabaya) dan Rizaldo (Sulawesi Utara) akan berada di salah satu kampus di Hawai,” jelasnya menambahkan.

Meski demikian, pemuda kelahiran Bambangan 20 Oktober 1997 ini mengaku tak bakal sendiri di University of Montana, namun Ia akan bergabung dengan 3 orang lainnya dari Indonesia yang berasal dari Jawa, Kalimantan dan Sumatra.

“Dimana kami akan Mewakili Indonesia dan bergabung dengan Peserta lain dari Negara ASEAN. Bukan hanya itu saja menurut pengakuan beberapa alumni mereka mengatakan bahwa program ini adalah program paling diminati anak muda Se ASEAN sangat sulit untuk lolos, beberapa alumni harus mengikuti 3 kali bahkan lebih untuk bisa lolos di program ini. Dan Alhamdulillah berkat Doa teman-teman , dukungan dari Kampus STIE Muhammadiyah Mamuju dan orangtua saya serta keluarga saya, pertama kali daftar langsung membuahkan hasil yang baik,” katanya.

Menurut Rifai, kesempatan ini tak hanya didapat begitu saja. Ia mengaku, pencapaian ini tidak luput dari kerja keras yang telah Ia lakukan beberapa tahun ini.

“Dan 1 minggu sebelum Interview oleh Pihak Kedubes Amerika, saya betul-betul belajar mulai dari memperbaiki Bahasa Inggris saya, lalu bertanya tanya beberapa kerabat yang telah pernah mengikuti program international serta Alumni YSEALI, dan pada saat tiba Interview Alhamdulillah berjalan sangat lancar,” tutupnya.