Pendidikan di Masa Pandemi

Oleh: Muhammad Ilham Hidayat

SULBARONLINE.COM, Opini – Separah apapun musibah yang diterima oleh dunia, Bumi akan terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Ilmu pendidikan pun harus terus diajarkan ke insan-insan generasi penerus bangsa dan dunia. Maka dari itu, kita juga harus berjuang menyembuhkan Bumi dari pandemi yang sedang terjadi ini.

Sebelumnya, memang pandemi seperti apa sih yang sedang dialami dunia saat ini, Sob?. Dunia saat ini sedang dilumpuhkan dengan suatu wabah virus baru yang disebut Covid-19 (Corona Virus Diseases-19). Virus ini mulai mewabah pada 31 Desember 2019 di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Dalam waktu singkat, virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Hingga akhirnya World Health Organization (WHO) memutuskan status Covid-19 yang tadinya epidemi menjadi pandemi global pada 11 Maret 2020.

Virus ini telah menyerang jutaan manusia di seluruh dunia, bahkan menelan ratusan ribu korban jiwa. Penularannya yang melalui cairan penderita pun sulit dideteksi dengan kasat mata. Sementara itu, vaksin untuk virus ini pun masih dalam proses penelitian.

Demi mencegah penularan lebih dahsyat, pemerintah mengambil langkah menutup berbagai tempat umum dan acara yang mengundang keramaian. Kebijakan social distancing pun diterapkan oleh seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Tak dipungkiri, wabah ini telah mengubah cara kerja berbagai sektor yang ada. Dengan gerakan #stayathome yang digaungkan masyarakat dunia, kita pun harus beradaptasi dalam beraktivitas sehari-hari. Beberapa perusahaan mengambil kebijakan work from home (WFH), sekolah-sekolah pun tutup dan menerapkan belajar online.

Namun, apakah sekolah tutup berarti perjuangan pendidikan para guru akan berhenti dalam masa pandemi ini? Tentu tidak, Sob! Terlebih, pandemi Covid-19 ini terjadi saat pemerintah sedang gencar-gencarnya mewujudkan Revolusi Industri 4.0, termasuk Pendidikan 4.0.

Hmm.. Apa, tuh, Pendidikan 4.0?
Pendidikan 4.0 (education 4.0) adalah istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara mengintegrasikan teknologi Cyber, baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Pendidikan 4.0 ini merupakan lompatan dari Pendidikan 3.0 (education 3.0).

Menurut Jeff Borden, Education 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan. Sistem ini menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras, dan perangkat lunak.

Wuih, zaman sekarang canggih banget, ya, Sob? Untungnya, generasi kita saat ini sudah akrab dengan kecanggihan jaringan internet yang memudahkan kita dalam berkomunikasi dan menggali informasi.

Seperti yang kamu tahu, selama belajar di rumah ini tentunya ilmu yang bisa digali tidak cukup jika hanya dari tugas yang diberikan guru. Interaksi antara guru dan murid pastinya sangat dibutuhkan agar belajar mengajar berjalan optimal.

Nah, di sinilah peran Pendidikan 4.0 semakin terasa! Di tengah situasi ini, guru-guru pun berjuang memikirkan cara terbaik agar ilmunya tetap bisa tersampaikan pada generasi penerus bangsa.

Dengan sistem belajar di rumah ini, para guru lantas mulai mencari tahu cara alternatif agar kegiatan belajar mengajar secara online dapat berjalan lancar, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran.

Hingga akhirnya, beragam aplikasi yang bisa menunjang pembelajaran jarak jauh pun menjadi pilihan para guru, antara lain:
· Edmodo
· E – Learning
· Google Classroom
· Aplikasi Zoom
· Youtube
· Whatsapp

Selain daftar di atas, tentunya masih banyak lagi aplikasi yang bisa menjadi alternatif media pembelajaran oleh para guru. Aplikasi-aplikasi tersebut secara tidak langsung dapat memberi pengalaman seperti halnya para murid sedang belajar di kelas.

Di balik ini semua, ada banyak hal positif yang bisa kita petik, Sob! Di antaranya, para orang tua kini ikut mendampingi anaknya saat belajar sehingga bisa mengenal sang anak lebih dekat. Selain itu, sang anak pun bisa bertanya langsung pada orang tua jika ada hal yang tak mereka mengerti mengenai pelajaran.

Orang tua juga bisa memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan sang anak dalam suatu pembelajaran. Bahkan, mungkin orang tua juga akan mengetahui sisi cemerlang anak yang selama ini tak diketahuinya. Secara tidak langsung, komunikasi antara anak dan orang tua pun dapat terjalin lebih baik.