Ashari Rauf Terpilih Sebagai Peserta Terinspiratif Lemhannas RI

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Salah satu tokoh pemuda Sulbar, Ashari Rauf, menjadi peserta terinspiratif alumni pemantapan nilai-nilai (Taplai) kebangsaan angkatan pertama Lemhannas RI yang diselenggarakan di Mamuju.

Kegiatan yang berlangsung selama 7 hari, sejak 18-25 Juni 2019 itu, diikuti sebanyak 103 peserta dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda-beda, seperti birokrat, anggota DPRD, akademisi, notaris, pengusaha, TNI-Polri, LSM, tokoh masyarakat, tokoh adat dan organisasi kepemudaan.

Pengumuman peserta terinspiratif dan terbaik ini diumumkan di acara penutupan Lemhannas RI, di ballroom hotel d’Maleo, Selasa (25/6/19)p. Cendramata diserahkan langsung oleh Deputi Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Mayjen TNI (Mar) Guntur Irianto Ciptolelono kepada Ashari Rauf.

Mewakili Gubernur Lemhannas RI, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Mayjen TNI (Mar) Guntur Irianto Ciptolelono, meminta kepada seluruh alumni Lemhannas angkatan pertama ini untuk mengaktualisasikan seluruh pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan berlangsung.

Khusus kepada Ashari, kata Guntur, tetap banyak belajar dan mempertahankan predikat yang diperoleh sebagai peserta terinspiratif angkatan pertama ini. Apalagi, usia yang masih muda, Ashari dianggap mampu berproses untuk menyiapkan diri jadi pemimpin berintegritas di masa yang akan datang.

“Ashari harus tetap semangat dan belajar dengan baik sebagai generasi muda di Sulbar ini. Pertahankan predikat ini,” ujar Guntur kepada Ashari saat menyerahkan cendera mata.

Sementara itu, Ashari Rauf, merasa tak menyangka jika dirinya keluar sebagai peserta terinspiratif dalam proses Taplai Lemhannas RI yang dinilainya sangat bergengsi ini. Betapa tidak, ratusan peserta lainnya merupakan tokoh-tokoh di Sulbar yang memiliki kemampuan dan kapasitas mumpuni.

“Saya tidak menyangka tentunya jika saya keluar sebagai peserta terinspiratif. Sebab yang ikut dalam kegiatan ini justru merupakan tokoh-tokoh luar biasa. Justru merekalah inspirasi bagi saya dan guru-guru saya,” kata Ashari kepada wartawan.

Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mamuju ini mengaku, mendapat banyak pengetahuan dan ilmu selama mengikuti proses Taplai dan latihan kepemimpinan Lemhannas ini. Mulai dari pemahaman nilai-nilai dan implementasi 4 konsensus berbangsa, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Selain itu, sebut Ashari, juga materi tentang sejarah Bangsa, wawasan Nusantara dan materi menarik lainnya. Termasuk game-game yang luar biasa pada saat out bond yang memiliki makna mendalam bagaimana membangun keselarasan, gotong royong dan kebersamaan.

Juga, lanjut pimpinan redaksi media Online Sulbaronline.com ini, bahwa selama proses kegiatan Lemhannas RI berlangsung, kedisiplinan benar-benar ditempa, patriotisme dan semangat nasionalisme seluruhnya diuji. Semua peserta memiliki spirit yang sama, terbukti setiap hari hanya sedikit yang tidak tepat waktu.

“Materi yang dibawakan sangat luar biasa. Tentu semuanya sangat berkontribusi dalam membangun karakter kebangsaan dan meningkatkan wawasan kita tentang nusantara. Tugas kita selanjutnya sebagai alumni angkatan pertama ini adalah mengimplementasikan seluruh pengetahuan yang kita peroleh di lingkungan sekitar dan di tengah-tengah masyarakat,” jelas Ashari yang juga Sekretaris FKPT Sulbar ini.

Olehnya, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mamuju ini berharap, ke depan, para alumni Lemhannas angkatan pertama ini juga dapat merumuskan suatu program-program yang dapat berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara.

“Misalnya kita intens melakukan pelatihan-pelatihan di sekolah, kampus dan sebagainya. Juga bisa dalam bentuk bakti sosial, anjangsana, dan kegiatan lain yang menyentuh civil society. Hal ini penting demi memperlihatkan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang telah kita peroleh di Lemhannas RI ini,” jelasnya.

Apalagi, sambung Ashari, salah satu hal yang memudar saat ini adalah nilai-nilai dari gotong royong. Jarang ditemukan budaya dan tradisi gotong royong di tengah masyarakat, utamanya di perkotaan.

“Orang sudah cenderung individualistik, utamanya di kota. Di desa pun akan tergerus jika semangat ini tidak kita tularkan kembali. Padahal budaya kita di Sulbar sangat luar biasa terkait pentingnya kerja sama. Mulai dari konsep ‘siwali parriq’, ada juga petuah-petuah di Mamuju, salah satunya yang berbunyi ‘Madondong duambongi ampunna naparalluang macoatauq padangtaq rupatau mao natikaliqdiqna matantaq, pimbangong macoatauq daiq suqbei sikadulu-dulutauq’ (Besok dan lusa jika ada masyarakat yang membutuhkanmu, meski engkau dalam keadaan tidur, bangunlah dan datangi mereka untuk saling bantu membantu). Ini yang harus kita jaga dan lestarikan,” kunci Ashari.