SULBARONLINE.COM, Mamuju — Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) memantapkan diri menuju penilaian Indeks Inovasi Daerah dan Innovative Government Award (IGA) 2022 dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi di Hotel Grand Mutiara Mamuju, Rabu, (10/08/2022).
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Ristiyan Widiaswati, SIP., M.Sc dari Badan Strategis Kebijakan Nasional Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menjelaskan proses dan substansi dari penilaian Indeks Inovasi Daerah via daring.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi, DM, S.Sos., M.AP, didampingi Kepala Bidang Pengembangan dan Penerapan IPTEK, A. Hadrah Passamula, SKM, dan dihadiri 42 peserta yang merupakan tim pengelola data indeks inovasi daerah Provinsi Sulawesi Barat dari berbagai OPD yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Balitbangda.
Dalam sambutannya, Safaruddin menegaskan bahwa Indeks Inovasi Daerah merupakan salah satu fokus Balitbangda saat ini, mengingat Indeks Inovasi tersebut merupakan cermin tata pemerintahan dan pelayanan publik yang dijalankan.
Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa Pj. Gubernur Sulawesi Barat saat ini memiliki perhatian yang besar terhadap inovasi daerah.
“Hal tersebut tidak lepas dari latar belakang beliau yang merupakan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri,” ungkap Safaruddin.
Safaruddin juga berharap, tahun 2022 ini menjadi tonggak kebangkitan inovasi daerah di Sulawesi Barat agar posisinya dalam skala nasional bisa lebih baik.
Untuk diketahui, indeks inovasi daerah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2021 berada di posisi 28 dari 34 Provinsi.
“Kita tidak mau muluk-muluk, tapi kita akan upayakan inovasi Sulbar bisa naik ke peringkat 10 atau bahkan 5 besar nasional pada tahun ini,” papar Safaruddin penuh optimis.
Safaruddin juga menegaskan bahwa kendala-kendala yang selama ini menjadi hambatan dalam proses penginputan indeks inovasi daerah telah diidentifikasi dan telah disiapkan langkah-langkah mengatasinya.
“Salah satu kendalanya adalah data-data pendukung inovasi yang belum siap, dan kami sudah sampaikan ke setiap OPD contoh-contohnya untuk menjadi rujukan,” ungkapnya.
Di akhir sambutan, Safaruddin menambahkan agar penilaian inovasi daerah ini menjadi perhatian serius semua OPD mengingat inovasi ini merupakan tanggung jawab bersama, posisi Balitbangda hanya sebagai leading sector, namun sumber inovasi dan data pendukung berasal dari OPD dan pihak terkait lainnya.
“Kami akan laporkan perkembangannya ke Pak Pj. Gubernur dan Pak Sekda, agar indeks inovasi daerah ini menjadi perhatian bersama,” ungkap Safaruddin mengakhiri sambutan.
Salah satu hal menarik dari Indeks Inovasi Daerah adalah adanya Innovative Government Award yang menjadi ajang bagi pemerintah daerah menunjukkan inovasinya, bagi pemerintah daerah yang masuk kategori inovatif akan mendapatkan Reward dari pemerintah pusat.