Pemkab Mateng Libatkan Semua OPD Tangani Stunting

SULBARONLINE.COM, Mateng – Angka prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mencapai 33,8 persen atau sebanyak 479.699 anak. Angka tersebut menempatkan Sulbar di posisi kedua Provinsi dengan stunting tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dimuat BKKBN Sulbar, angka stunting Sulbar berada di 33,8 persen dari 1.419.229 penduduk. Kabupaten Polewali Mandar menjadi wilayah tertinggi angka stunting di Sulbar dengan 36,0 persen.

Selanjutnya ada Kabupaten Majene di angka 35,7 persen, disusul Kabupaten Mamasa berada di urutan ketiga tertinggi 33,7 persen. Selain itu di Kabupaten Mamuju 30,3 persen, Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen. Sementara Kabupaten Mamuju Tengah dengan angka stunting terendah di Sulbar yakni 26,3 persen.

Wakil Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Muhammad Amin Jasa menuturkan prevalensi stunting di Kabupaten Mamuju Tengah terendah di Provinsi Sulbar. Hal ini terus ditingkatkan pemerintah, dalam proses penurunan angka stunting sesuai angka yang telah ditargetkan.

“Tentu kami telah melakukan bergai cara mengatasi stunting itu pada posisi yang telah diharapkan, Mateng ini berada di posisi terendah kedua setelah Kabupaten Pasangkayu,” terang Amin saat ditemui di ruangan kerjanya. Senin (6/3/23)

Angka stunting Mateng berada di urutan kedua terendah, kata dia berada di bawah Kabupaten Mamasa, Majene, Mamuju dan Polewali. Tentu dengan posisi penanganan stunting saat ini, pemerintah Mateng terus berupaya menekan sehingga angka stunting terus menurun.

“Rencana lusa atau hari kamis kita akan berangkat ke Jawa ke Sumedang, kita mau belajar disana bagaimana cara penanganan stuntingnya,” sambungnya.

Ia juga menambahkan, dalam upaya menekan angka stunting di Mateng pihaknya akan melibatkan semua stakholder diantaranya Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Sosial dan OPD lainnya.

“Kita berharap semua OPD berperan aktif dalam rangka penanganan stunting ini, mulai dari maslah gizinya, masalah ibu hamilnya,kelahirannya, masalah penyimpangan bayinya di Posyandu.” tutupnya