SULBARONLINE.COM, Mamuju – Panitia penyelenggara Festival Maradika Mamuju 2019 Forum Silaturahmi Kraton Nusantara (FSKN), melakukan pertemuan dan audience dengan Maradika (Raja) Mamuju, Kamis (24/10/19).
Selain Maradika, juga hadir Pemangku Adat Gala’gar Pitu. Dari 7 Pemangku Adat, hanya 4 di antaranya yang hadir, yakni Pue Pepa’ H. Almalik Pababari, Baligau yang diwakili oleh putra Ince Rahman Tahir, yakni Ali Rahman, Pue To Kasiwa Andi Thamrin Endeng dan Pue To Bone-bone, Muhammad Dahlan Kamil. Sementara 3 pemangku adat lainnya, yakni Pue Ballung, Paqbicara dan Kadhi sedang berhalangan.
Sedangkan dari pihak penyelenggara, hadir H. Irwan Satyaputra Pababari selaku Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, Usdi dan sejumlah tim kreatif.
Petemuan ini bertujuan untuk memantapkan rencana persiapan kegiatan yang bakal berlangsung 16-19 Desember 2019nmendatang. Juga sekaligus untuk memperdalam sejumlah materi dan isi kegiatan kebudayaan dan kesenian yang akan ditampilkan nantinya.
“Yah, kita melakukan pertemuan dan audiens untuk bertanya, mengkaji, menggali dan memahami beberapa hal dari sumbernya langsung. Tentu agar dalam kegiatan festival Maradika itu nantinya benar-benar original kebudayaan Mamuju yang tampil,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Irwan Satyaputra Pababari.
Selain itu, paniti juga juga mempertanyakan kepada Raja dan pemangku adat terkait pihak-pihak pemangku adat lainnya yang akan dilibatkan dan diundang pada kegiatan tersebut.
“Jadi semua akan dilibatkan. Kan di dalam kerajaan itu sendiri ada namanya penopang kerajaan atau dalam bahasa Mamuju disebut Bittiqna Ada’. Kemudian, ada juga di wilayah-wilayah seperti Tobara’, Tomatoa, Tomakaka, Tokayyang, Pangulu, dan lain-lain. Ini kami tanyakan langsung kepada Maradika agar kami semua memahami. Ini sangat penting sekali sebab semuanya akan diundang,” jelas Irwan.
Seperti diketahui, Festival Maradika Mamuju ini akan mengundang sekira 146 Raja-raja di Nusantara yang akan berlangsung pada pertengahan Desemeber mendatang.
Sejumlah rangkaian kegiatan telah disiapkan, mulai dari ritual adat Mansossor Manurung, pementasan seni dan budaya, karnaval dan kirab budaya, pameran kebudayaan, Musyawarah Agung dan Sitammu Uju’, termasuk sederet kegiatan pariwisata di Pulau Karampuang.