SULBARONLINE.COM, Mamuju – Potensi akan tingginya kehadiran masyarakat dalam menentukan hak pilih diyakini akan tinggi. Keyakinan itu datang dari rektor Universitas Tomakaka (Unika) Mamuju, Sahril.
Sahril mengamati, tingginya kehadiran masyarakat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga didukung pemilihan serentak, dimana angka partisipasi masyarakat terfokus pada pemilihan calon presiden antara Joko Widodo, dan Prabowo Subianto.
“Saya punya keyakinan bahwa kehadiran pemilih di Sulbar pastiakan lebih tinggi. Sebab selain dari pemilihan legislatif, ada pemilihan presiden,” ungkap Sahril, kepada sejumlah wartawan dikantornya, Kamis (4/4/19).
Menurutnya, ada sebuah suasana berbeda dirasakan masyarakat, ditambah lagi Pemilu serentak juga tak luput dari animo masyarakat terhadap pamor Pemilihan Presiden (Pilres) dalam menentukan sikap tentang siapa capres pilihan mereka.
“Masyarakat boleh jadi datang karena Pilpres. Dengan begitu, yang akan terjadi adalah sebuah suasana kebatinan baru, dimana yang dulunya tidak memilih ikut berpartisipasi karena Pilihan Presiden” jelasnya.
Dari pengamatannya, ada dua konteks pemilihan serentak tersebut, pertama Caleg dan kedua Pilpres yang berbeda pamor.
“Yang saya amati, lebih tinggi persentase masyarakat terhadap Pilpres, di dua konteks antara Pilpres dan Caleg,” tuturnya.
Demikian halnya tingkat kerawanan pemilu, kata Sahril, potensi kerawanan pemilu di Sulbar, jika dibandingkan dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2016 lalu lebih rawan ketimbang Pilpres dan Pileg tahun 2019 ini.
“Sampai saat ini saya lebih meyakini bahwa, Pileg dan Pilpres itu masih aman. Pemikiran kita jelas lebih rawan Pilgub yang lalu, jika melihat kondisi saat ini menjelang Pilpres,” jelasnya. (Adr)