SULBARONLINE.COM, Mamuju — Komisi II DPRD Sulbar mewacanakan program Sulbar Market Akses. Pasalnya, selama ini, Sulbar memang kurangnya wadah pemasaran komoditas di Sulbar.
Dorongan ini awalnya disampaikan oleh Sekretaris Komisi II DPRD Sulbar, Muhammad Hatta Kainang.
Salah satu anggota Komisi II DPRD Sulbar, Hj. Amalia Fitri Aras, Kamis (10/03/22) juga ikut merespon dan mendukung wacana program market Akses.
Kata dia, program berbasis digital ini diharapkan bisa menjadi ruang memperluas berbagai hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan di Sulbar.
Program ini rencananya akan didorong masuk di Rencana Kerja Pembangunan Daerah atau RKPD 2023. Sulbar Market Akses direncanakan menjadi marketplace untuk berbagai produk komoditas, mulai dari komoditas mentah sampai olahan UMKM.
Amalia menegaskan program ini akan menjadi atensi khusus pada tahun 2022 ini.
Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Sulbar, Muhammad Hatta Kainang, menegaskan, bahwa untuk mendukung perluas dan mengoptimalkan hasil di sektor ekonomi, maka market akses harus diseriusi.
“Saya sudah keliling melihat berbagai persoalan. Salah satunya ini, wadah komoditas belum ada. Makanya harus jadi ini Sulbar Market Akses. Tidak boleh tidak,” kata Hatta.
Sebelumnya, saat menggelar pertemuan dengan sejumlah dinas terkait, di ruangan Komisi II, Senin 7 Maret 2022, Hatta Kainang juga menegaskan hal tersebut.
Pada pertemuan itu, turut hadir perwakilan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperindag) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan, Dinas Perkebunan, dan Bappeda.
“Jadi tolong dengar itu yah, kita kerja sama-sama. Kalau tidak, saya akan tegas di pembahasan APBD nanti,” tegas Hatta saat itu.
Adapun komoditas potensial di Sulbar antara lain Sawit, Kopi, Kakao, Jahe, Kelapa, dan Nilam. Sementara untuk komoditas yang sudah melalui proses olahan serta berbasis UMKM. Di antaranya, Abon Ikan, Briket Kelapa, Minyak Mandar, dan Gula Mandar, dan sebagainya.
Tak hanya itu, di sektor perikanan dan kelautan Sulbar juga menyimpan potensi seperti Rumput Laut, Tuna, dan Telur Ikan Terbang.
“Ada banyak lagi, komoditas dan produk UMKM yang sudah jalan tapi minim pemasaran. Makanya kenapa penting wadah yang nantinya berbasis digital ini, supaya orang gampang menemukan pasarnya,” ujarnya.