SULBARONLINE.COM, Mamuju — Keberlanjutan respons cepat dan kolaboratif dari lembaga Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Sulawesi Barat setelah kebakaran melanda lingkungan Simbuang pada Kamis, 17 Agustus 2023, terus memberikan harapan bagi korban pengungsi.
Dalam upayanya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Sulawesi Barat bergerak melalui lembaga-lembaganya dalam gerakan “NU Peduli”.
Lembaga-lembaga ini telah bergerak proaktif untuk meringankan beban yang dirasakan oleh para korban.
NU Peduli mulai beraksi pada hari pertama pasca kebakaran dengan mendirikan posko di area bencana.
Posko tersebut berperan sebagai pusat pengumpulan donasi dari warga yang berkeinginan membantu korban.
Donasi yang terkumpul beragam, termasuk mie instan, air mineral, pakaian layak pakai, perlengkapan belajar seperti buku dan alat tulis, serta sumbangan uang untuk membeli kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
Selama dua hari, posko ini telah aktif mendistribusikan bantuan secara langsung kepada korban, termasuk kebutuhan makanan, pakaian, dan alat tulis bagi siswa terdampak.
NU Peduli juga memberikan dimensi baru pada pendekatan donasi dalam bentuk uang. Selain untuk kebutuhan harian, donasi ini diarahkan untuk mendukung program pemulihan jangka menengah. Dana yang terkumpul akan diberikan kepada korban dalam bentuk uang tunai.
Uang tersebut akan membantu warga yang kehilangan tempat tinggal untuk menyewa tempat tinggal sementara sambil berupaya memulai kembali pembangunan rumah mereka.
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), menyampaikan bahwa penanganan korban bencana kebakaran oleh pemerintah dan lembaga relawan telah berjalan baik, sehingga kebutuhan dasar pengungsi telah tercukupi.
Oleh karena itu, NU Peduli mengalihkan fokus pada pemulihan jangka menengah melalui program stimulan tempat tinggal sementara.
Di samping itu, NU Peduli juga memberikan bantuan bagi korban luka bakar yang sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban finansial mereka.
Ketua Fatayat NU Sulawesi Barat, Imelda Adhiyanti menyampaikan bahwa lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama, khususnya di Sulawesi Barat, selalu berkomitmen untuk hadir di tengah-tengah masyarakat pada saat mereka membutuhkan bantuan.
“Terutama dalam situasi-situasi darurat seperti yang kita lihat dalam bencana kebakaran di Simbuang ini. Komitmen ini merupakan manifestasi nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang kami anut serta semangat ukhuwah Islamiyah yang menjadi landasan kami,” kata Imelda.
Dalam filosofi Nahdlatul Ulama, sebut Imelda, membantu sesama manusia adalah tanggung jawab bersama.
“Kami memahami bahwa ketika saudara-saudara kita menghadapi kesulitan, kita harus berdiri bersama untuk membantu meringankan beban yang mereka hadapi. Semangat ini merupakan inti dari nilai-nilai agama yang kami warisi, dan kami berusaha untuk mengaktualisasikannya dalam setiap tindakan nyata kami,” kuncinya.