Oleh : Alfina Riyanti (Mahasiswa Prodi Kesmas Universitas Hasanuddin Makassar)
Musik dan lagu merupakan dua hal yang senantiasa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua hal ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Musik merupakan sebuah alunan instrumen yang menghasilkan gabungan nada-nada, sedangkan lagu merupakan bagian dari musik yang di dalamnya terdapat lirik berupa kalimat-kalimat sehingga bisa dinyanyikan.
Menurut Purwanto, (2019) musik dan lagu merupakan salah satu yang bidang keilmuannya tergolong dalam kelompok seni di bidang tarik suara. Musik memiliki makna yang berkaitan dengan instrumen atau dengan kata lain alat-alat bunyi sedangkan lagu lebih banyak dikaitkan dengan vokal manusia.
Banyak orang yang menjadikan musik dan lagu sebagai sebuah kegemaran. Mungkin sebagian dari kita gemar mendengarkan musik atau gemar membuat sebuah lagu bahkan sampai gemar bernyanyi yang ditujukan sebagai bentuk pelampiasan diri kita terhadap perasaan yang sedang kita rasakan. Dengan mendengarkan musik kesukaan kita hati menjadi lebih tenang mendengarkan melodi-melodi indah dan ketika bernyanyi suatu lagu pikiran menjadi tenteram karena biasanya lirik-lirik yang terdapat dalam sebuah lagu mampu mewakili isi hati seseorang.
Selain untuk melampiaskan amarah, perasaan dan berbagai ungkapan perasaan, musik dan lagu juga dapat digunakan sebagai pengantar tidur seseorang. Melodi-melodi lembut yang diperdengarkan dalam musik berpotensi menenangkan hati dan pikiran kita dan bermanfaat sebagai relaksasi sehingga hal tersebut bisa membantu mengurangi atau mengelola stres dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya depresi berat dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya.
Bagi kalangan young people atau anak muda, musik dan lagu tentu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Di zaman milenial ini telah banyak ditemukan berbagai jenis musik dan lagu dengan beragam genre yang bermunculan. Dengan banyaknya jenis lagu dan musik lagu tersebut, dapat dijadikan salah satu solusi bagi kaum remaja atau kalangan anak muda untuk menenangkan pikiran mereka, membuat mereka terhibur ketika sedang mengalami kegundaan hati.
Sebab, masa-masa remaja rentan terkena gangguan mental terlebih lagi kita masih hidup berdampingan dengan masa pandemi Covid-19. Apalagi bisa dikatakan selama adanya masa Pandemi Covid-19 kasus stress sendiri mengalami peningkatan yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor misalnya faktor ekonomi karena orang-orang tidak bisa lagi melakukan pekerjaannya diluar rumah karena pemerintah yang mengeluarkan kebijakan untuk membatasi aktivitas atau kegiatan di luar rumah.
Untuk para remaja, ada beberapa anak muda yang merasakan jenuh berlebihan dan rasa bosan karena aktivitas diluar yang dibatasi. Disamping itu, banyak berita-berita negatif terkait pandemi maupun diluar hal yang membahas selain pandemi yang tersebar diberbagai media yang belum diketahui kebenarannya dan hal tersebut dapat mempengaruhi mental seorang remaja.
World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa di tahun 2020, salah satu gangguan mental yang banyak dialami adalah depresi depresi berat akan menjadi salah satu penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Hal ini dibuktikan dengan salah satu survei yang dilakukan di Tiongkok bahwa awal terjadinya wabah Covid-19 diperoleh 53,8% responden terkena dampak psikologis mulai dari tingkat keparahan yang sedang hingga parah, sementara itu 16,5% responden mengalami gejala depresi sedang hingga berat (Wanget al., 2020).
Melihat masih tingginya kasus gangguan mental pada remaja inilah yang dapat dijadikan sebagai alasan untuk menggunakan peranan musik dan lagu ke arah yang lebih positif. Meskipun sekarang telah banyak jenis musik baru lahir dan berkembang, namun anak-anak muda ada baiknya juga pandai-pandai memilih lagu yang liriknya bermakna positif dan memberikan kalimatkalimat motivasi yang mempengaruhi suasana hati pendengar agar menjadi lebih positif dan pikiran akan menjadi lebih tenang.
Terapi musik mempengaruhi tingkat depresi karena musik bersifat terapeutik. Penelitian Rahmawati (2008) telah membuktikan bahwa tingkat stress sebelum dan sesudah diberikan terapi musik memiliki perbedaan pada kelompok remaja di panti asuhan yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang. Pengaruh beberapa macam frekuensi, nada, dan getaran tertentu terhadap fisik tubuh dari aliran musik yang sesuai serta pengetahuan akan musik dapat digunakan untuk mengusir kesedihan dan depresi.