Jelang Pemilu, Radikalisme dan Hoaks Jadi Ancaman

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dalam Pemilu tidak menutup kemungkinan ada kelompok ekstrim yang keberadaannya masih kecil, tetapi suaranya sangat berisik, (noisy minority) untuk menjadikan gerakan radikalisme sebagai jebakan untuk membuat kegaduhan yang bisa memulai konflik horizontal.

Menanggapi hal itu Pimpinan Wilayah, Gerakan Pemuda Ansor provinsi Sulawesi Barat, Sudirman AZ, menyampaikan dengan tegas terkait dengan Ideologi yang ingin menggantikan paham negara kebangsaan (Nation), yang berbeda dengan Umat Islam pada umumnya.

“Jadi kalau kita lihat ada pemimpin salahsatu calon disitu menempel banyak paham yang diluar ideologi pancasila kita ini, jangan dipilih,” tegas, Sudirman AZ, kepada Wartawan, Rabu (4/4/19).

Apalagi kata Sudirman, ada indikasi akan tumbuh paham-paham radikal, dengan cara mengubah regulasi tentang Undang-Undang ormas yang telah telah disahkan oleh pemerintah.

“Menurut pantauan GP Ansor ada pertanda, apabila pemimpinnya yang terpilih maka kemungkinan besar, kalau tidak semudah itu merubah NKRI, maka minimal, ditumbuhkan kembali pahamnya di Indonesia melalui regulasi,” ungkapnya.

Berkaitan hal itu, pihaknya menghimbau agar tidak cepat percaya terhadap Hoaks di Media Sosial, apalagi mendekati pemilu 17 april, baik dalam bentuk Fitnah yang menyebabkan rasa tidak saling percaya dalam kehidupan sosial bernegara.

“Kepada seluruh pemilih di Sulbar, ya kita jangan cepat percaya terhadap berita Hoaks, fitnah dan seterusnya,” tegasnya.

Sudirman juga meminta masyarakat agar tidak cepat percaya terhadap isu yang tidak dapat dipertanggungkanjawabkan menjelang pemilu, serta intimidasi terhadap kelompok tertentu.

“Kami mengajak masyarakat untuk menciptakan kesejukan, jangan mudah teprovokasi dan tidak perlu merasa khawatir,” jelasnya.(Adr)