Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah, Begini Langkah-Langkah BPBD Sulbar

SULBARONLINE.COM, Mamuju — Berdasarkan surat Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Periode Dasarian I Maret 2024 Tanggal 29 Februari 2024 oleh BMKG Wilayah IV, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulbar melakukan beberapa langkah dalam menghadapi bencana hidrometeorologi basah di Sulbar dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sulbar, Amir Maricar mengatakan, berdasarkan data tersebut pihaknya melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi basah akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor dan lainya.

Amir Maricar menyampaikan, adapun langkah-langkah yang dilakukan diantaranya melakukan koordinasi ke dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Sulbar dan Balai Jalan Nasional Wilayah Polman-Majene, Mamuju-Mamasa, Mamuju-Mamuju Tengah dan Pasangkayu untuk menempatkan alat berat sesuai dengan kondisi wilayah titik rawan bencana longsor untuk memudahkan penanganan kedaruratan.

Kemudian, BPBD Sulbar melakukan kunjungan koordinasi ke BPBD kabupaten dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi basah, terutama bencana banjir dan longsor di wilayah kabupaten.

Selanjutnya, Pusdalops BPBD Sulbar melakukan pemantauan dan monitoring perkembangan kondisi cuaca yang terjadi di Sulbar dengan berkoordinasi ke BPBD se kabupaten di Sulbar.

“Pusdalops BPBD Sulbar tetap melakukan pemantauan dan terus akan melakukan update data terkait kondisi cuaca dengan berkoordinasi dengan BMKG Wilyah IV,” kata Amir Maricar, Selasa 5 Maret 2024.

Kemudian, BPBD Sulbar tetap mengaktifkan Pos Bersama Siaga Darurat Bencana Hidro meteorologi basah sampai dengan 31 Maret 2024.

“BPBD juga melakukan pengecekan sarana dan prasarana baik kendaraan maupun peralatan lainnya yang ada di Kantor BPBD Sulbar, dan melakukan koordinasi kesiapan sarana dan prasarana BPBD kabupaten apabila terjadi kejadian bencana,” ucapnya.

Langkah lainnya adalah BPBD Sulbar dan BPBD kabupaten mengaktifkan TIM TRC untuk memantau lingkungan sekitar apabila terjadi cuaca ekstrem.

Amir Maricar menegaskan, BPBD Sulbar, BPBD kabupaten dan Basarnas bersiap melakukan evakuasi warga yang tinggal di daerah risiko bencana tinggi, seperti bantaran sungai, lereng rawan longsor dan tepi pantai dan lainnnya.

Kalaksa BPBD Sulbar menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, khususnya terhadap potensi banjir, dengan mengaktifkan kembali ronda malam terutama yang berdomisili di sepanjang wilayah bantaran sungai.

Dia berharap pemerintah daerah melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kebupaten dan kota di daerah setempat.