BNPT Sebut Kearifan Lokal Bendung Radikalisme

SULBARONLINE.COM, Jakarta – Kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah dinilai paling jitu dalam mengatasi persoalan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, saat membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Hotel Mercure, Ancil, Jakarta, Senin (18/2/19).

Di hadapan 288 pengurus FKPT se Indonesia, Suhardi menjelaskan, dalam mengatasi radikalisme dan terorisme di Indonesia kearifan lokal berupa akebudayaan, adat istiadat dan falsafah-falsafah harus diutamakan.

“Kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah akan menjadi kekuatan utama dalam menangani persoalan indoktrinasi dari gerakan radikalisme dan terorisme di indonesia. Bahkan menjadi signifikan tertinggi dalam daya tangkal (Radikal dan Terorisme, red) itu,” jelasnya.

Selain itu, kata mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri ini, dalam menangani gerakan radikal dan teroris, BNPT dan FKPT harus tetap mengutamakan cara-cara soft approach.

Soft Approach ini bahkan menjadi idola dunia dalam mengatasi masalah terorisme. Soft approach adalah upaya melalui pendekatan lunak, cair, tidak meninggalkan dendam dan lebih kepada pendekatan yang baik,” katanya.

Menurut Suhardi, FKPT sejak awal terbentuknya di indonesia mengedepankan soft approach. Jadi, dalam upaya menanggulangi terorisme selalu mengedepankan pendekatan budaya, agama, pendidikan, sosial, pemuda, perempuan dan anak hingga media.

“Sehingga, BNPT juga melalui FKPT menguatkan tema kekuatan lokal serta kearifan lokal cekal paham radikal. Kearifan lokal sangat diyakini menjadi hal utama. Hanya saja sejauh ini belum maksimal dilakukan dengan baik. Sehingga, FKPT diharapkan menjadi ujung tombak di daerah,” harapnya.