Belajar dan Bermain

Oleh : Abdul Jamil Al Rasyid (Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas)

OPINI — Belajar merupakan suatu proses dari uapaya seseorang untuk perubahan tingkah laku, pola pikir, pengetahuan, keterampilan dari berbagai macam materi yang dipelajari oleh seseorang. Belajar biasanya terdiri dari materi-materi yang akan diserap ilmunya kemudian diamalkan oleh seseorang. Belajar juga butuh seorang guru yang mengayomi seseorang. Belajar tidak hanya materi juga, ada juga belajar melalui alam atau lingkungan di sekitar kita. Belajar terkadang juga tidak butuh guru tetapi dari pengalaman yang kita dapatkan. Kita bisa belajar untuk semua hal yang pernah kita rasakan.

Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan dilakukan oleh seseorang yang biasanya dapat melahirkan suatu imajinasi yang terjadi oleh seseorang. Bermain tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja karena bermain tidak mengenal usia. Banyak orang dewasa juga masih bermain hingga sekarang, banyak juga anak remaja masih bermain hingga sekarang. Apalagi di zaman era teknologi banyak macam permainan yang dapat dimainkan oleh seseorang untuk menyenangkan diri. Bermain merupakan salah satu cara untuk menyenangkan diri dan menghibur diri bagi seseorang.

Antara bermain dan belajar, tentu ada hubungan yang dapat dianalisis lebih mendalam, karena bermain dan belajar itu merupakan salah satu yang memiliki kesinambungan. Kenapa demikian? Karena ketika seseorang sedang belajar pasti ada permainan yang akan mengganggu proses belajar seseorang. Contohnya dalam belajar di sekolah, pasti juga ada anak-anak yang memainkan gadget dia sedang dalam jam pelajaran berlangsung. Makanya kedua hal ini memiliki hubungan yang bisa dikatakan satu perusak untuk menambah ilmu pengetahuan.

Sebenarnya bermain tidak melulu soal merusak ilmu pengetahuan belaka, tetapi bermain juga merupakan salah satu upaya untuk melepas beban seseorang. Setiap orang sebenarnya butuh bermain karena tanpa bermain, tanpa membuat hati senang dan tanpa upaya untuk menenangkan pikiran, segala sesuatu akan stuck. Misalkan kita bekerja dari pagi hingga sore, tentu kita membutuhkan waktu untuk istirahat, dari istirahat itu terkadang membutuhkan waktu untuk bermain bagi diri kita. Otak butuh refreshing juga untuk kembali fresh ketika besok akan melakukan pekerjaan. Makanya bermain juga diperlukan, tetapi kita dalam hidup tidak melulu soal bermain.

Banyak orang yang terpengaruh dengan permainan serta meninggalkan sekolah, meninggalkan pekerjaan yang dia tekuni serta tidak dapat waktu yang pas untuk melakukan kedua hal tersebut. Penyebab terjadinya kedua hal di atas adalah dari pikiran kita saja. Penulis pernah merasakan bagaimana kecanduan dari permainan menyebabkan sekolah penulis terabaikan. Akibat dari hal itu penulis mengalami penurunan peringkat di kelas. Dari contoh itu kita bisa menanalisis bahwa terlalu banyak bermain akan menimbulkan suatu kesalahan dan kita dapat gagal dalam pekerjaan kita. Makanya tidak baik juga terlalu banyak bermain dibandingkan belajar.

Menurut penulis, lebih baik banyak belajar dibandingkan bermain. Belajar tidak melulu membaca buku di rumah saja, membuat tugas saja tetapi belajar dengan lingkungan sekitar kita. Kita bisa melihat serta mengamati apa saja yang ada dalam lingkungan kita. Kita bisa belajar dari masalah orang, belajar dari suatu peristiwa yang ada di sekitar lingkungan kita. Kita bisa melihat serta meneliti suatu masalah tersebut dan kemudian kita bisa mengambil pelajaran dari suatu peristiwa itu. Ketika kita pergi ke suatu tempat, kita bukan hanya pergi saja melainkan seminimal-minimal mungkin kita tahu apa perbedaan tempat tersebut dengan daerah kita.

Dari contoh itu kita bisa belajar dan juga bisa mengambil pelajaran dari lingkungan kita. Boleh kita bermain asalkan kita belajar dulu, yang tidak boleh tersebut adalah ketika kita mendahulukan permainan daripada pelajaran. Itu adalah langkah yang salah karena menurut penulis belajar itu hukumnya wajib sedangkan bermain itu sunat. Kita lebih dahulu mendahulukan yang wajib daripada yang sunat dalam kehidupan. Makanya hal ini bukan tidak boleh dilakukan keduanya, tetapi ada manajemen waktu yang baik untuk kedua hal tersebut.

Untuk itu, kita perlu menyinkronkan antara belajar dan bermain dalam kehidupan. Kehidupan itu penting untuk dijalani karena dalam hidup kita tidak lepas dari kedua hal tersebut. Makanya kita perlu memilah antara waktu belajar kita dengan waktu bermain kita. Kita tidak dilarang untuk bermain tetapi kita perlu menciptakan suatu manajemen waktu yang baik agar tidak terjadi kekacauan untuk diri kita baik secara pribadi maupun kelompok kita. Hidup bukan melulu soal pelajaran, hidup juga bukan melulu soal permainan tetapi hidup butuh keuda itu, kita berada di tengah-tengah kedua it agar selamat dari kehidupan.

Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid Lahir di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(Lmj) Sastra Minangkabau, Penulis Pernah Menerbitkan Tulisan di Berbagai Media 34 Provinsi Indonesia, Penulis Sekarang Berdomisili di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek.