SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat angka balita ditimbang di Posyandu selama bulan serentak intervensi stunting yang dimulai 1 hingga 24 Juni 2024 mencapai 68,4 persen. Angka ini disebut masih belum optimal.
Hal itu disampaikan Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Mamuju Dewi Sundari di Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu yang digelar di Hotel Aflah Mamuju, Rabu (26/6/2024). Dewi mulanya menyampaikan jika salah satu program nasional yang digalakkan di daerah yakni percepatan penurunan angka stunting.
“Salah satu program prioritas nasional daerah adalah program percepatan penurunan stunting. Di mana deteksi awal penemuan stunting di Posyandu,” kata Dewi.
Hanya saja kata Dewi, angka kunjungan orang tua yang membawa bayinya ke Posyandu masih rendah. Termasuk di bulan serentak intervensi stunting yang digelar selama Juni 2024, pihaknya mencatat angka balita ditimbang baru mencapai 68,4 persen.
“Hanya saja yang menjadi permasalahan di Kabupaten Mamuju adalah rendahnya partispasi masyarakat untuk membawa anaknya yang beumur 0-51 bulan ke Posyandu. Di bulan intervensi serentak saja, seperti bulan Juni ini, hingga tanggal 24 Juni 2024 baru 68,4 persen, sedangkan target yang ditentukan pemerintah pusat adalah 100 persen,” ungkapnya.
Angka capaian 68,4 persen tersebut, lanjut Dewi, menempatkan Kabupaten Mamuju berada di posisi terakhir jumlah bayi ditimbang selama pelaksanaan bulan serentak intervensi stunting. Olehnya itu, pihaknya mengadakan rapat koordinasi Pokjanal Posyandu untuk meningkatkan fungsi dan kerja Posyandu.
“Dan di Sulbar, Mamuju merupakan peringkat terakhir per hari ini. Maka dari itu, kegiatan pertemuan koordinasi Pokjanal Posyandi ini dilaksanakan untuk meningkatkan koordinasi, pembinaan fasilitasi, advokasi dan dukungan untuk meningkatkan fungsi, kinerja Posyandi,” jelasnya.
“Di mana dalam pelaksanaannya diperlukan komitmen, kesamaan pemahanan dan kerjasama sehingga akan terjadi sinkronisasi dan kerjasama lintas sektor,” sambungnya.
Lebih jauh, Dewi menjelaskan jika saat ini pihaknya dihadapkan dengan transformasi layanan primer khusunya di Posyandu. Di mana Posyandu kini memberikan pelayanan secara siklus hidup dimulai balita hingga lansia.
“Di mana saat ini kita memasuki tantantgan transformasi layanan primer khusunya di Posyandu, di mana pelayanan sudah secara siklus hidup dan kader Posyandu dihrapkan mampu melakukan kunjungan rumah, sehingga kader Posyandu diharapkan memiliki 25 kompetensi dasar, selain itu, arahan pelaksanaan bulan intervensi serentak juga perlu menjadi perhatian untuk ditindak lanjuti di bulan-bulan berikutnya,” imbuhnya.
(Adv)