SULBARONLINE.COM, Makassar — Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin, 14 Juni 2021.
Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi yang digelar secara virtual.
Webinar kali ini mengambil tema tentang “Bagaimana Belajar Online yang Efektif”. Hadir sebagai sejumlah pembicara, yaitu Upi Asmaradhana selaku Duta Literasi Digital Sulawesi Selatan; Amrullah Amir selaku akademisi dari Universitas Hasanuddin; M. Faiz Ghifari selaku Pendiri Gratisin Belajar; serta Jalaludin B, MA, selaku akademisi dari UIN Alaudin Makassar. Webinar yang disaksikan sekitar 1.068 peserta ini dimoderatori oleh Ahmad Haidar.
Materi pertama disampaikan Upi Asmaradhana dengan judul “Sukses Belajar Daring dengan Kemampuan Literasi di Era Digital”.
Menurut beliau, sistem belajar daring menjadi pilihan yang tidak bisa terhindarkan di masa pandemi. Namun harus diakui, masih banyak tantangan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan belajar daring, mulai dari jaringan internet hingga kurang cakapnya para pengajar dalam berinteraksi di dunia maya.
“Kita lihat betapa masygulnya anak-anak ketika diajak belajar secara daring karena dianggap hal kurang yang menarik,” ujar jurnalis senior asal Kota Makassar ini.
Agar kegiatan belajar mengajar secara daring bisa efektif, lanjut Upi, maka diperlukan metode belajar yang atraktif. Caranya antara lain, dibuatkan metodologi pembelajaran dan kurikulum yang berbeda di masing-masing daerah sesuai dengan kondisi lokal. Selanjutnya, setelah penyampaian materi sebaiknya pendidik memberikan penugasan dengan menggunakan pola evaluasi secara terbuka.
Terakhir, kegiatan belajar secara daring semestinya melibatkan orang tua dan pembuatan materi ajar harus sederhana dan semenarik mungkin.
Paparan kedua webinar disampaikan oleh Amrullah dengan materi “Upaya Mendeteksi, Mencegah, dan Menyikapi Cyber Bullying”.
Menurut dia, perhatian orang tua saat ini harus ditingkatkan seiring dengan semakin luasnya jangkauan internet dan media sosial untuk anak-anak. Sebab, internet dan media sosial juga bisa memberikan efek negatif, di antaranya sang anak dapat dengan mudah meniru tindakan perundungan yang ditonton dari dunia maya.
“Perlu kontrol ketat dari orang tua. Orang tua harus terus ikuti aktivitas anak di media sosial. Kalau perlu periksa dan lihat riwayat apa saja yang telah diakses. Untuk mengarahkan ke arah yang positif, orang tua juga perlu memfasilitasi kepada anak terhadap konten yang sukai. Kalau misalnya menemukan konten di YouTube yang memuat kata-kata kasar, segera jelaskan agar anak bisa mengerti,” tutur Amrullah.
Selanjutnya, M Faiz Ghifari membagikan materi tentang “Literasi Digital bagi Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Sekarang ini, para pengajar dituntut tidak hanya untuk menyampaikan materi pembelajaran, namun harus menyiapkan konten yang menarik. Agar pembelajaran bisa interaktif, para pendidik bisa memanfaatkan sejumlah alat yang ada dalam platform.
“Dalam membuat konten, para pendidik bisa memanfaatkan, antara lain Google Slide, Power Point, Pitch, atau Canva. Kalau saya lebih menyukai Pitch, itu yang saya gunakan karena fitur penyesuaiannya lebih banyak,” kata dia.
Para pendidik pun harus punya kemampuan dasar mulai dari public speaking serta tata cara bicara yang baik di depan kamera. Agar penyampaiannya menarik, konten yang disajikan sebaiknya juga dapat disisipkan ilustrasi, bahkan kalau perlu menyiapkan hasil survei di tengah-tengah pembelajaran digital.
“Murid juga bisa menggunakan teknik pencatatan yang efektif. Satu halaman tulisan dibuat dalam tiga bagian yaitu note, cuess, dan summary,” ujar pengelola akun Twitter @gratisinbelajar yang sudah punya 13.000 murid di seluruh kabupaten kota di seluruh Indonesia.
Pembicara keempat, Jalaludin B MA, membawakan materi dengan tema “Tips Menjaga Keamanan Digital bagi Anak-Anak di Dunia Maya”. Meskipun bermain atau menggunakan gawai tidak ada larangan, tapi ada batasan-batasan yang harus diketahui oleh orang tua. Sebab, ada potensi pengaruh negatif jika anak-anak terlampau bebas dalam menggunakan internet.
Sebagian besar pengaruh buruk akan menyerang mental si anak manakala dirinya terlalu bebas mengakses internet. Antara lain, minder atau kurang percaya diri, serta si anak kerap murung dalam pergaulannya.
“Usia 13-17 tahun merupakan masa emas dalam memupuk karakter seseorang. Sayangnya, lingkungan media sosial jauh lebih parah dalam membentuk karakter personal seseorang ketimbang lingkungan sosial,” kata dia.
Sejumlah pemirsa webinar kali ini cukup antusias, dan sejumlah pertanyaan juga disampaikan para peserta. Seperti Halil Anugrah yang mencermati kasus anak yang menggunakan voucher game, serta Agustinus Siregar yang bertanya tips agar anak-anak bisa menerima nasihat dan pembelajaran dari orang tua. Panitia webinar menyiapkan hadiah berupa voucher masing-masing senilai Rp 100.000 untuk 10 orang penanya terpilih.
Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.