SULBARONLINE.COM, Mamuju – Pasca tanggap darurat berakhir 4 Februari 2021, Pemprov Sulbar melakukan Rapat koordinasi fase / tahap ” Transisi Darurat Pemulihan Bencana” di wilayah provinsi Sulawesi Barat berlangsung di Tenda Posko Induk Gubernur Sulawesi Barat, Jum’at , 5 Februari 2021.Rapat dipimpin langsung Gubernur Sulbar didampingi Sekprov Muhammmad Idris, menghadirkan Bupati Majene, Lukman, Wabup Mamuju, Irwan Pababari, para pimpinan OPD, beberapa camat , lurah , kades yang terdampak gempa pada Kabupaten Majene dan Mamuju
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar dalam pertemuan tersebut meminta kepada kabupaten dan kecamatan yang terdampak untuk benar-benar menyiapkan data , khususnya terkait kebutuhan tenda maupun logistik lainnya.
“Kabupaten dan kecamatan itu harus berkoordinasi dengan kelurahan maupun desa yang masyarakatnya terdampak gempa untuk didata secara betul-betul kebutuhan apa saja yang diperlukan baik tenda sembako maupun kebutuhan lainnya seperti air bersih dan MCK, sehingga warga dipengungsian betul betul bisa dipastikan tidak kekurangan logistik dan kebutuhan laiinya. Selain itu, juga harus bagus pendistribusiannya agar kebutuhan logistik dan lainnya terpenuhi,” kata Ali Baal Masdar.
Ia mengharapkan tim transisisi darurat pemulihan bencana yabg dibentuk berperan aktif sesuai tanggung jawab masing-masing. Kabupaten mengerjakan apa , provinsi mengerjakan apa , begitu juga instansi vertikal yang membantu dalam penanganan selama masa transisi ini.
Kepada Bupati Majene dan Mamuju diharapkan betul-betul berperan aktif memaksimalkan data dari desa dan lurah, karena dalam hal ini yang lebuh tahu data dari kabupaten, provinsi memberikan support.
” Jangan lagi ada ribut soal makanan, kebutuhan dapur umum juga masih tetap akan dipenuhi pemerintah. Yang juga paling penting perhatikan protokol kesehatan karena kita masih dalam kondisi pandemi covid-19, apalagi banyak yang terpapar,” tandasnya.
Kepada warga yang ada di pengungsian jika memang kondisi rumahnya dalam kondisi ringan dan masih memungkinkan untuk ditinggali supaya kembali ke rumah, dengan tetap waspada dan hati hati.
“Diharapkan peran lurah, kepala desa , dan relawan untuk bisa mensosialisasikan untuk kembali ke rumah yang masih memiliki rumah yang layak huni dan beraktivitas seperti biasa, hal ini tidak mudah akan tetapi bukan berarti tidak dapat dilaksanakan tinggal bagaimana kita melakukan pendekatan kepada masyarakat dan mensosialisasikannya,”tandas Ali Baal
Sekprov Sulbar, Muhammad Idris dalam rapat tersebut mengatakan, Gubernur telah menerbitkan SK untuk kita masuk pada periode berikutnya yang kita sebut dengan transisi darurat ke pemulihan dimana hari ini kita bisa bertemu untuk membahas beberapa hal terkait bencana.
“Dalam masa transisi ini, tim transisi akan menyampaikan permintaan dan dukungan dari pemerintah pusat, keterlibatan pusat masih sangat kita butuhkan.Oleh karena itu, apa saja yang disupport itu tergantung dari transisi ini menyusun sebuah program bersama kami sudah komunikasi dengan tim BNPB pusat dimana mereka telah menunggu permohonan apa saja yang masuk kepada mereka,” kata Idris
Bupati Majene,Lukman hadir dalam rapat tersebut mengatakan, untuk kendala yang dihadapi Kabupaten Majene untuk saat ini dalam persoalan jalanan sudah hampir rampung, dan masalah listrik di beberapa daerah terisolir kini sudah normal kembali, ketersediaan logistik kami juga akan bertahan selama 3 sampai 4 hari kedepan untuk warga yang ada di pengungsian.
” Hanya saja, kendala utama adalah tenda dan MCK, kebersihan lingkungan kesehatan lingkungan. Hal tersebut, perlu mendapat perhatian karena kondisi masyarakat kami di pengungsian sudah mulai sakit, bahkan kemarin ada yang meninggal setelah gempa 5,2 magnitudo yang bukan diakibatkan oleh gempa, tetapi kondisi yang tidak sehat di pengungsian,” kata Lukman
Wakil Bupati Mamuju, Irwan Pababari, menyampaikan, untuk saat ini peran penting berada di kelurahan, desa dan 3000 relawan diharapkan untuk mensosialisasikan kembali kerumah, karena konsumsi, tenda, tikar, air minum, air bersih,dan penanganan listrik bukan menjadi persoalan ketika kita kembali ke rumah masing-masing.
” Yang perlu menjadi perhatian tinggal yang perlu dihitung dari kami yang ada di Mamuju sebanyak kurang lebih 1400 rumah yang rusak berat sedangkan itu belum termasuk rumah yang rubuh sama sekali,” sebut Irwan
Masih kata Irwan, memang yang sangat dibutuhkan adalah tenda untuk mereka bisa membuat hunian sementara di depan rumah mereka masing-masing. Oleh karena itu, ini menjadi beban misi yang sama bagaimana mengurangi pengungsian dengan melakukan edukasi dan sosialisasi oleh relawan dan kita koordinir semua resources di upayakan yang insyaallah titik-titik pengungsian ini bisa berkurang, dan kita bisa mengerucutkan titik-titik pengungsian di tempat-tempat tertentu.
Rapat tersebut dihadiri oleh , para pimpinan OPD , camat , lurah , kepala desa terdampak gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju 15 Januari lalu.(Adv/Hms)