SULBARONLINE.COM, Mamuju – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, mencatat laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat melambat jika dibandingkan pada triwulan I 2020 sebesar 4,92 persen pada triwulan III 2020 menjadi -5,26 persen.
Perbandingan kondisi ekonomi tersebut mengalami gangguan di tengah pandemi covid 19 yang tidak diprediksi, sehingga di triwulan III tahun 2020 terhadap triwulan III tahun 2019 sama halnya membandingkan kondisi yang tidak sepenuhnya sama.
Ekonomi Sulbar pada triwulan III 2020 harusnya mengalami puncak kinerja ekonomi, namun sebaliknya menyusut lebih dalam yang sebesar -5,26 persen, padahal ekonomi di triwulan II Sulawesi Barat mengalami perbaikan kinerja dibandingkan ekonomi nasional sebab di triwulan II mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen.
“Kondisi di triwulan III 2019 yang relatif normal dibandingkan dengan kondisi yang relatif tidak normal untuk perekonomian di Provinsi Sulawesi Barat, sehingga mengalami kontrasksi sebesar 5,26 persen,” terang kepala BPS Sulbar, Agus Gede Hendrayana Hermawan, Jumat (6/11/20).
Kontraksi atau tekanan deflasi ini terjadi akibat sejumlah sektor lapangan usaha. Kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar 16,66 persen, untuk sisi pengeluaran kontraksi tertinggi untuk sektor komponen impor sebesar 16,89 persen.
“Angka ini menurun jika dibandingkan dengan besaran PDRB ata dasar harga konstan pada triwulan yang sama tahun 2019 padsa saat itu sebesar 8,45 triliun,” sebutnya.
Agus Gede Hendrayana menjelaskan, ekonomi Sulbar triwulan III 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 11,49 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 8,01 triliun rupiah.
Agus membandingkan kinerja ekonomi Sulbar pada Triwulan II 2020 mengalami perbaikan sebesar 1,14 persen, untuk besaran PDRB atas dasar harga konstan Provinsi Sulbar baru mencapai 7,92 triliun rupiah.
Lebih lanjut Agus mejelaskan, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Sulbar triwulan I-III 2020 dengan membandingkan triwulan I-III pada tahun 2019 sebesar -0,56 persen.
“Trwiwulan III tahun 2019 besaran kue ekonomi mencapai 11,96 triliun,” ungkapnya.
BPS Sulbar mencatat kinerja ekonomi terendah terjadi di Sulbar dengan besaran 5,26 persen, sementara kinerja ekonomi tertinggi pada trwulan III 2020 dari tahun ke tahun (y-on-y), terjadi di Maluku Utara yang sebaliknya mengalami pertumbuhan ekonomi 6,66 persen.