SULBARONLINE.COM, Mamuju – Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Mamuju berpotensi go internasional atau pasar global.
Hal ini lantaran adanya upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) yang siap melakukan pembinaan terhadap para petani sawit dan pelaku usaha kecil menengah pengolah bahan sawit dan turunannya.
Permata Wulandari, Manajer Riset UKM Center FEB Universitas Indonesia (UI) sebagai konsultan, saat ditemui wartawan di Grand Maleo Hotel, Selasa (10/3/2020), menjelaskan ada tiga daerah di luar Sumatera yang memiliki potensi pengembangan tanaman sawit yang telah dijadikan lokus yang akan dibina pengembangannya oleh BPDP KS.
Tiga daerah tersebut masing-masing; Kabupaten Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Dosen Fakultas ekonomi bisnis UI tersebut menjelaskan, saat ini pihaknya telah melakukan survey ke dua titik di Kabupaten Mamuju yakni di kecamatan Mamuju dan kecamatan Tommo.
Hasilnya kata dia, sangat di luar dugaan, yang semula diprediksi data petani dan pelaku UKM turunan Sawit hanya dua ratusan, ternyata membludak hingga enam ratus.
Dari data ini akan dirampungkan untuk selanjutnya dilakukan pembinaan dengan membuka Bootcamp pelatihan pada bulan April 2020 mendatang bagi mereka agar pengelolaan tanaman sawit tidak semata pada aspek pertanian dan perkebunannya, namun dapat dikembangkan menjadi Usaha lain dari produk turunan dari hasil tanaman sawit.
Dia mencontohkan, yang paling menarik terdapat beberapa usaha kecil menengah yang telah berhasil mengolah produk turunan dari tanaman sawit seperti pembuatan Sabun, ataupun juga ada yang mengolah limbah pohon sawit menjadi kerajinan Sapu.
“Hal ini bisa dilakukan petani disela masa bercocok tanam agar tetap dapat melakukan kegiatan ekonomi,” terang Wulandari.
Dia menambahkan, dari sekian banyak petani dan UKM yang nantinya akan dibina secara khusus di tiga daerah tersebut, selanjutnya nanti akan diseleksi menjadi tiga puluh besar untuk di ikutkan ke Norwegia dalam rangka mengikuti pameran Internasional.
Namun demikian, Permata Wulandari mengunci, tujuan pembinaan dan pengembangan UKM berbasis tanaman sawit ini, bukan semata untuk menargetkan keikutsertaan pada pameran di Oslo Norwegia, namun bagaimana merangsang pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan masyarakat melalui pengembangan UKM dan perkebunan tanaman sawit.
“Dan bersyukurnya, malah banyak masyarakat petani yang tadi kita survey justru tidak terlalu menghiraukan soal pamerannya di luar negeri, yang penting katanya mereka dapat pembinaan,” tandasnya.
Saat ditanya tentang UKM berbasis Sawit di Mamuju yang paling menarik dan memiliki potensi, dia mengakui cukup tertarik dengan UKM pembuatan Sabun berbahan turunan sawit. Pasalnya, produk tersebut masih belum banyak dikembangkan di daerah lain.
Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Mamuju, Nursiah, yang telah mendampingi Tim Survey tersebut mengatakan, pihaknya akan segera memfasilitasi UKM tersebut dalam penyiapan dokumen yang diperlukan termasuk izin dari badan POM agar tidak menjadi penghalang dapat bersaing di tingkat nasional.
“Ini PR (pekerjaan rumah) bagi saya,dan akan segera kami fasilitasi,” pungkasnya.