SULBARONLINE.COM, Mamuju – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Win Rizal Menyebutkan, Indeks Pembangunan Desa (IPD) Sulbar, mengalami pertumbuhan sejak tahun 2014 silam menuju 2018 atau selama 1 Pancawarsa.
Peningkatan IPD tersebut adalah, pelayanan dasar dari 52,06 persen menjadi 59,05 persen, kondisi Infrastruktur 31,07 persen menjadi 38,90 persen, Transportasi yang memberi andil besar tumbuh dari 74,18 persen menjadi 76,74 persen.
Sementara disisi pelayanan umum juga mengambil peran penting seiring dengan 3 indikator diatas yakni dari sebelumnya 50,93 persen menjadi 52,93 persen, penyelenggaraan pemerintahan desa sebelumnya 63,62 persen menjadi 69,96 persen. Dan hasilnya pun IPD mengalami peningkatan relevansi ditahun 2018 tumbuh menjadi 58,24 persen, sejak di tahun 2014 sebesar 52,21 persen.
Win Rizal menjelaskan, tolak ukur penajaman indikator ada 5. Tolak ukur tersebut yang kemudian menjadi persepsi adalah ketersedian pelayanan dasar, Infrastruktur, aksebilitas transportasi, pelayanan umum, penyelenggaraan pemerintahan.
Parameter untuk menghitung jumlah persepsi desa kata Win Rizal, dengan uraian penajaman sejak 7 tahun terakhir yang terhitung sejak tahun 2011 hingga 2018.
“Dalam kurun waktu 7 tahun, pendataan persepsi desa ini mencakup rangkaian data sensus, misalkan sensus pertanian 2013 potensinya secara tekhnis dilaksanakan tahun 2011, sensus ekonomi 2016 dilaksanakan 2014,” ungkap Win Rizal, saat Press Release di Aula kantor BPS Sulbar, Senin, (10/12/18).
Di Sulbar kata Win Rizal, hasil Potensi Desa (PODES ) tercatat sebanyak 101 desa tertinggal berkurang, dan desa Mandiri bertambah 9 desa, yang berdasar pada data Match tahun 2014.
“Saat ini persepsi desa semakin berkembang. Data menghasilkan potensi, gambaran mengenai keadaan sosial, ekonomi dan prasarana wilayah desa akan tersedia dengan beberapa karakter dan infrastruktur di daerah pinggiran,” ungkapnya.
Sehingga demikian dengan perencanaan data tersebut memudahkan sensus sementara ini dilaksanakan BPS. Lebih lanjut sensus kata dia, akan mendapatkan update pemutakhiran peta wilayah dan informasi desa untuk sensus penduduk di 650 desa.
“Kalau kita bandingkan antara 2011 sampai 2018, ada perkembangan yang cukup signifikan, 2011 sebanyak desa kelurahan 638, kemudian tahun 2014 sebanyak 648, dan tahun 2018 sebanyak 650 desa, sebagaimana pelaksanaan tekhnis persiapan tahun 2020,” jelasnya.
Win Rizal menjelaskan, salah satu dari 3 statistik yang akan dilaksanakan adalah sensus penduduk yang akan didalami BPS Sulbar. Mencakup dari potensi ini adalah klasifikasi, pengamatan dan percepatan.
“Satu hal lagi terbentuknya Indeks pembangunan desa, produk dari pelaksanaan pendataan potensi desa ini. Di lain hal kita juga akan menghasilkan data klasifikasi sikologi desa. Sebagaiamana sebelumnya bahwa setiap pelaksanaan sensus terkait untuk pelaksanaan tekhnis inikan untuk persiapan sensus sebelum 2020,” tuturnya. (Adr/)