SULBARONLINE.COM, Mamuju – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat, mendorong keterlibatan Perempuan menjadi agen perdamaian.
Dorongan ini disampaikan dalam kegiatan Dialog yang diselenggarakan BNPT RI dan FKPT Sulbar di Hotel d’Maleo, Mamuju, Kamis (26/9/19).
Kegiatan dengan tema “Pelibatan Perempuan Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” ini dihadiri langsung oleh Plt Inspektur BNPT RI, Ade Hermana, Ketua FKPT Sulbar Muhammad Rahmat Sanusi, Perwakilan Polda Sulbar, perwakilan Danrem 142 Tatag, perwakilan Kementerian Pertahanan Sulbar, perwakilan Kepala BIN daerah Sulbar, dan sekira 90 peserta perempuan dari beragam organisasi.
Kepala Bidang Perempuan dan Anak FKPT Sulbar yang juga Ketua panitia pelaksana, Hj. Muji Rahayu, mengatakan kegiatan ini untuk melibatkan kaum perempuan dalam mencegah paham radikal dan teroris baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan sebagainya.
“Perempuan selama ini kan dianggap tidak berperan justru sebenarnya memiliki peran yang sangat strategis, coba kita lihat minimal di dalam keluarga bisa mulai dari pendidikan anak-anak tentu tanggung jawab dari seorang perempuan,” kata Muji.
Dia mengaku, jika perempuan dibekali dengan pengetahuan dan kesadaran akan bahaya radikalisme maka dipastikan keluarga tersebut terhindar dari paham-paham radikal dan teroris.
Muji yang juga Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu berharap, kegiatan dengan pelibatan perempuan yang dilakukan ini akan berlangsung secara rutin. Diharapkan agar hal tersebut merupakan cara untuk mengoptimalkan peran perempuan, utamanya dalam hal perdamaian.
“Harapan kita perempuan yang kita undangan dari berbagai organisasi perempuan ini menjadi perpanjangan tangan dan agen perdamaian dalam lingkungan bahkan di lingkungan keluarga dan masyarakat yang luas,” harapnya.
Sementara, Ketua FKPT Sulbar Muhammad Rahmat Sanusi, mengungkapkan dalam pencegahan terorisme, perempuan menjadi simbol untuk menyebarkan pesan damai. Perempuan dari berbagai latar belakang agama juga diharapkan mampu menjadi garda terdepan bagi keluarganya untuk mencegah ajaran radikal.
“Kehormatan bagi perempuan itu di tempatkan di posisi yang tinggi. Olehnya seluruh simpul organisasi perempuan dari latar belakang agama yang berbeda yang kita undang hari ini sepakat bahwa terorisme tidak merepresentasikan agama tertentu dan tidak sejalan dengan ajaran agama. Dan semua akan jadi agen untuk mencegah radikalisme dan terorisme itu,” jelas Rahmat.
Dalam kegiatan tersebut, ada 4 narasumber. 2 narasumber di sesi pertama yakni Inspektur BNPT RI Ade Hermana dan Kabid Perempuan dan Anak FKPT Sulbar, Hj. Muji Rahayu. Kemudian di sesi kedua ada 2 narasumber dari nasional, yakni Salma Safitri dan Rosita Tandos. (Ashari).