Oleh : Hamdan Dangkang, S.Kom., M.T. (Ketua KPU Kabupaten Mamuju)
SULBARONLINE.COM, Opini – C. Joy Bell C. berkata “hanya dengan menerima perbedaanlah, kita mampu menemukan persamaan itu. Janganlah pernah berharap bahwa orang lain akan menjadi serupa dengan kita, dengan demikian, kita akan melihat bahwa banyak hal yang menjadi persamaan dengan orang-orang yang berbeda tersebut”.
Dalam tahun politik sekarang ini, banyak orang seringkali mempersoalkan dan mempermasalahkan mengenai perbedaan. Perbedaan bisa juga seringkali dijadikan sebagai alat untuk memecah belah suara masyarakat. Mulai dari informasi HOAKS, SARA, Ujaran Kebencian untuk memperkuat anggapan bahwa perbedaan itu adalah sumber persoalan.
Perbedaan menjadi sesuatu hal yang mengkhawatirkan, menjadi sebuah persoalan, dan bisa menjadi ancaman jika terus diprovakasi. Orang berbeda pilihan politik, bisa berujung menjadi ancaman. Orang berbeda ideologi, juga menjadi stigma. Bahkan, orang yang berbeda keyakinan dan tidak sejalan dengan kelompok tertentu, juga bisa dicap sebagai Kafir oleh kelompok radikal.
Meski kondisi ini sangatlah tidak sesuai dengan karakter dan budaya kita, namun hal ini terbukti menggangu dan mampu memprovokasi generasi muda kita.
Padahal, jika kita mampu melihat secara objektif, perbedaan itu akan sangat bisa menjadi sebuah keindahan. Bila papan catur tidak berwarna hitam dan putih, pastinya kita tidak akan bisa menentukan langkah selanjutnya. Bila lagu tidak memiliki nada yang berbeda pastilah akan terasa hambar di telinga. Bila alam ini hanya memiliki satu warna, tentunya kita tidak akan pernah mengenal yang namanya keindahan, dan bila rasa itu hanya satu, pasti kita tak akan pernah merasakan seperti apa nikmat itu, atau hal yang lebih ekstrim jika kita semua dilahirkan dalam keadaan dengan wujud dan rupa yang sama, maka kita tidak akan pernah mengenal dan merasakan indahnya Cinta…!
Untuk itulah, Tuhan menciptakan manusia berbangsa dan berbeda dengan yang lainnya. Karena Tuhan juga menganjurkan kepada kita semua untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya dengan cara saling memahami dan mengerti.
Janganlah karena berbeda pilihan di Pemilu 2019 ini, membuat kita lupa untuk saling menyapa dan tersenyum indah dengan tetangga yang berbeda politik dengan kita. Perbedaan harus disinergikan agar bisa menjadi sebuah harmoni yang indah. Karena hidup ini tidak bisa dihindarkan dari perbedaan.
Ingat perbedaan merupakan anugerah Tuhan yang harus kita jaga dan bukan untuk dipertentangkan dan juga harus kita kenalkan kepada generasi penerus kita selanjutnya.
Hadist Nabi berbunyi “…..Perbedaan (pendapat) umatku adalah Rahmat….”. Oleh karena itu, hargailah perbedaan. Bahkan dalam hal yang prinsip pun kita semua tetap harus menghargainya. Karena pilihan politik itu bagi kita dan belum tentu itu merupakan pilihan bagi orang lain, apalagi memang sewajarnya berbeda.
Tidak perlu saling mensakralkan pilihan dan pendapat kita dan menyalahkan yang lain meskipun kita yakin hal itu benar adanya. Sebagaimana ungkapan Imam al Syafi’i, “Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan”.
Dan kehidupan tidak akan seindah tanpa adanya perbedaan. Karena hanya dengan indahnya perbedaanlah yang membawa harmoni dalam kehidupan.
Mari kita semua menyambut pesta demokrasi Pemilu 2019 dengan rasa gembira dan bahagia.