SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. Sebanyak 12 indikator SPM yang dibahas dalam kegiatan tersebut
Rakor digelar di Hotel Aflah Mamuju pada Rabu (15/5/2024). Kegiatan tersebut dibuka langsung Kadinkes Mamuju dr. Sita Harit Ibrahim dan diikuti 46 peserta terdiri dari 23 kepala puskesmas se-Kabupaten Mamuju, pengelola SPM di tingkat puskesmas dan kepala bidang di Dinkes Mamuju.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Mamuju Firmawati Sewang mengatakan SPM di bidang kesehatan ada 12 indikator. Di antaranya, pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar.
Kemudian pelayanan kesehatan pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus, pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV.
“Untuk SPM sendiri di bidang kesehatan ada 12 indikator, kebetulan dari 12 indikator, untuk kami bidang P2P ada 4 bidang pelayanan, di antaranya yaitu pengelolaan pelayanan penderita hipertensi, pengelola layanan penderita diabetes melitus, pelayanan kesehetan orang dengan gangguan jiwa, terus ada juga yang keempat pengelolaan layanan kesehatan TBC,” ujar Firma saat ditemui wartawan usai kegiatan.
Firma melanjutkan, dari 4 pelayanan yang ditangani bidang P2P, tiga di antaranya mencapai angka 100 persen pada tahun 2023. Sementara satu lainnya yakni pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di angka 82 persen.
“Dari target untuk capaian 2023 sebenarnya dari target 100 persen, ada 3 dari 4 indikator itu yang mncapai 100 persen. Terus yang belum capai ada yaitu pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ berat itu di capaian 82 persen. Termasuk juga pelayanan kesehatan dengan resiko HIV itu yang capaiannya 91 persen dari target 100 persen. Kalau 2024 sementara masih berjalan,” jelasnya.
Firma menambahkan dalam kegiatan ini, pihaknya melakukan evaluasi 12 indikator SPM tersebut untuk mengetahui capaian yang rendah, kemudian menentukan titik masalah lalu merencanakan tindak lanjut. Selain itu kata dia, kegiatan ini sebagai perencanaan dukungan SPM di 2024.
“Terus sehubungan dengan rapat koordinasi juga ini tentu kita mengevaluasi dari 12 indikator itu, capaian-capaian mana yang rendah, terus apa permasalahannya, terus solusi, rencana tindak lanjut, sekaligus perencaan untuk dukungan SPM 2024,” imbuhnya.
(Adv)