SULBARONLINE.COM, Mamuju — Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Junda Maulana menghadiri secara virtual sekaligus menjadi narasumber pada Forum OPD Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulbar, Kamis (14/3/2024).
Pada kesempatan itu, Kepala Bapperida Sulbar memaparkan terkait Arah Kebijakan Pembangunan Sulbar Tahun 2025 dalam Sektor Penanaman Modal dan Investasi.
Dalam paparannya, Junda Maulana menyampaikan pentingnya perencanaan roadmap prioritas komoditi unggulan setiap wilayah.
“Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian, dimana perlu adanya perencanaan roadmap prioritas komoditi unggulan setiap wilayah, agar dapat berdayasaing untuk memudahkan investor berinvestasi di setiap wilayah kabupaten yang ada di Sulbar,” kata Junda.
Menurutnya, terdapat beberapa permasalahan investasi di Sulbar, diantaranya pertama masih tingginya tingkat resiko bencana di Sulbar yang dapat menurunkan minat investasi, jika tidak diantisipasi sejak awal.
Kedua, masih minimnya infrastruktur dan sarana prasarana penunjang dalam mendukung investasi daerah (bandara, pelabuhan), terutama dalam kegiatan ekspor komoditas unggulan yang ada di Sulbar.
Ketiga, data potensi investasi dari seluruh sektor belum valid dan belum dapat tersaji secara detail.
Keempat, regulasi dan kepastian hukum (pengurusan izin, kemudahan akses, dsb) belum optimal. Kelima, dukungan kerja sama antar daerah dalam meningkatkan investasi belum berjalan optimal.
“Selain keterbatasan fiskal, kita juga diperhadapkan masalah kinerja ekonomi. Yang menarik di sini, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 di Sulbar 5,2 persen dan kita tumbuh di atas nasional. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kita belum mampu berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan,” beber Junda.
Karena itu, kata dia, perlu adanya evaluasi Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan RUPM dan untuk menyesuaikan RUPM agar tetap relevan dengan kondisi terkini. Mengoptimalkan pemberian fasilitas, kemudahan dan insentif penanaman modal untuk menarik minat investasi di Sulbar, penguatan promosi investasi dan perlunya menyusun Investment Project Ready to Offer (IPRO) pada sektor komoditi potensial.
“Sehingga akan lebih mudah untuk ditawarkan ke investor dan peningkatan infrastruktur pendukung investasi (bandara, pelabuhan beserta fasilitasnya, kawasan industri, beacukai, dan lainnya),” tutupnya.