SULBARONLINE.COM, Polman — Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Barat melalui Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) menggelar kegiatan Pelayanan Sosial Dasar Penyandang Disabilitas di Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Kepala Dinsos Sulbar, Drs. H. Muhammad Rahmat Sanusi didampingi Kabid Rehsos, Hj. Rosmiani tersebut berlangsung selama 4 hari, dimulai Selasa-Jumat, 20-23 Juni 2023.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat, Hj. Rosmiani mengatakan, kegiatan tersebut merupakan penanganan Standar Pelayanan Minimal (SPM), yaitu dengan melakukan pelayanan sosial dasar penyandang disabilitas yang dipusatkan di Kecamatan Mapilli.
Rosmiani menyebut, ada 2 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang menjadi peserta dalam kegiatan ini dengan melibatkan sebanyak 50 penyandang disabilitas, yakni LKS Mandar Indonesia di Wonomulyo dan LKS Al Jumrah.
“Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penanganan SPM itu, yaitu melalui Unit Pelayanan Sosial keliling, yang di dalamnya kami melakukan beberapa intervensi. Dan peserta kegiatan ini mendapatkan materi selama 4 hari,” sebutnya.
Pada hari pertama, kata Rosmiani, peserta mendapatkan bimbingan yang dilaksanakan dengan materi psikososial oleh para psikolog sebanyak 2 orang. Hari kedua, yakni pemeriksaan fasilitasi pelayanan kesehatan dasar.
“Dan kami bekerjasama dengan Puskesmas setempat. Sebanyak 5 orang termasuk dokter dalam saru tim mereka,” katanya.
Hari ketiga, lanjut Rosmiani, yakni pelayanan vokasional. Dilakukan pemberian keterampilan praktis.
“Mereka diajari cara membuat tas dari bahan daur ulang. Artinya bahan yang sudah tidak bisa dimanfaatkan dijadikan tas. Kemudia hari keempat, kami lakukan penyelesaian admnistrasi dan konpers dan sarasehan,” ungkapnya.
Rosmiani menjelaskan, hasil yang didapatkan dari 50 peserta tersebut, sebanyak 7 orang di antaranya yang memerlukan kursi roda, 2 orang yang memerlukan tangan palsu, dan 1 orang yang memerlukan kaki palsu.
“Kemudian 5 orang yang memerlukan tongkat penyangga. Lalu ada yang memerlukan alat pendengar. Selebihnya sudah tidak bisa ditangani. Kita hanya memberikan bantuan permakanan. Itulah yang kami tangani di Kecamatan Mapilli,” paparnya.
Dari hasil itulah, Rosmiani mengaku, akan menjadi rujukan untuk program tahun depan sebagai upaya yang berkesinambungan.
Pihaknya berjanji akan terus melakukan intervensi. Sebab, kegiatan tersebut dinilai sangat bermanfaat karena berhadapan dan melihat langsung kondisi di lapangan.
“Kita akan terus membantu permakanan, bantuan sandang, dan ada juga di antara mereka yang sudah punya alat bantu dan butuh bantuan usaha ekonomi produktif. Sehingga kami berikan modal yang masih potensial,” tutup Rosmiani.