Dinsos Sulbar Bantu Warga Polman yang Sakit di Mamuju

SULBARONLINE.COM, Mamuju — Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Barat mendatangi Nurlaila (24), warga asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman) yang terbaring sakit akibat gizi buruk.

Kehadiran Dinsos Sulbar untuk memberikan bantuan sembako dan alat perlengkapan bayi bagi ibu dua anak yang masih kecil itu.

“Kita menyerahkan bantuan perlengkapan sehari-hari seperti kasur, sarung, hingga sembako,” kata Kepala Dinas Sosial Sulbar Rahmat Sanusi, saat ditemui di rumah warga yang sakit di Jl Maccirinai, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Jumat (3/2/23).

Rencananya, besok Sabtu (4/2/2023) Nurlaila akan dibawa ke rumah sakit umum daerah regional Sulbar untuk mendapat perawatan.

“Ini bentuk prihatin kita agar warga yang membutuhkan bisa dibantu. Ada bantuan perlengkapan bayi karena ada anaknya masih kecil,” tutur Rahmat

Mantan Kepala DPM PTSP itu berharap Nurlaila segera pulih dan bisa beraktivitas seperti biasanya.

Sekadar diketahui, Nurlaila terbaring lemah tak berdaya. Kondisinya sangat kurus. Selama sakit menderita gizi buruk, Nurlaila dirawat oleh kakaknya Safitri.

Nurlaila sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulbar. Karena keterbatasan ekonomi, Nurlaila terpaksa hanya dirawat di rumah kakanya di Jl Maccirinai, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju.

Ibunya juga menderita sakit di Dusun Kanusuang, Desa Pulliwa, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar.

Safitri mengaku hanya bisa pasrah dan merawat adiknya di rumah dengan makanan seadanya.

“Kondisinya ada perubahan, tapi karena saya tidak punya uang untuk membeli susu setiap hari Rp 100 ribu, jadi saya rawat di rumah saja,” ucapnya.

Dengan penuh kasih sayang, Safitri sehari-harinya memberi makan adiknya dengan bubur nasi ditambah potong buah disertai sebotol air minum.

“Dia bisa minum dengan sedotan, awalnya sakit maag hingga lambung bocor,” singkat Safitri.

Kata dia, BPJS Kesehatan milik Nurlaila telah menunggak selama 3 tahun.

Untuk mengaktifkannya, keluarga membutuhkan biaya lebih untuk menggunakan jaminan kesehatannya.

Sementara, penghasilan sang suami yang berprofesi sebagai ojek tidak cukup untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehingga harus menjual pintu dan kulkas untuk membeli beras.

Safitri berharap bantuan dermawan untuk kelanjutan pengobatan adiknya.

Pasalnya, dengan kondisi ekonomi ia tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi adiknya sehari-hari.