SULBARONLINE.COM, Luyo — Aparatur sipil negara (ASN) dan sumber daya manusia (SDM) Kementerian Agama (Kemenag) harus cakap digital menuju era 5.0. Sebab, Kemajuan ASN dan SDM dalam digitalisasi adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi.
Demi mewujudkan hal tersebut, Madrasah Tsanawiah Negeri (MTsN) 2 Polman menggelar Pembinaan ASN, Jumat (10/3/2023).
Manjadi narasumber utama, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, H. Syafrudin Baderung menyampaikan, bahwa perkembangn teknologi merupakan keharusan yang wajib diketahui dan dipelajari seluruh ASN, terlebih guru, karena memiliki dampak positif untuk peserta didik ke depannya.
Pemerintah telah memberi support dalam bidang pendidikan salah satu contohnya dengan terbangunnya gedung madrasah.
“Gedung ini patut kita syukuri sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam menunjang pendidikan khususnya madrasah, termasuk peran pemerintah daerah melalui Kepala Desa yang telah mewujudkan jaringan internet di desa ini,” jelasnya.
Demi menunjang peran pemerintah tersebut maka setiap ASN wajib mengembangkan kompetensi masing-masing terlebih guru.
“Kita harus meningkatkam kompetensi kita karena kita ini guru, guru harus lebih cerdas, lebih pintar dari siswa, jangan sampai siswa lebih cerdas dari guru,” pesan Kakanwil.
Selain itu, pemerintah selalu memperhatikan kondisi-kondisi yang ada di tengah masyarakat, melalui program Transformasi Digital pemerintah memfasilitasi bagi masyarakat yang ingin bermohon untuk mendapatkan bantuan dari Kemenag seperti bantuan pembangunan masjid, bisa melalui layanan digital SIMAS.
Termasuk, lanuut dia, juga pengelola Madrasah Swasta yang ingin bermohon bantuan sarana prasarana bisa melalui layanan digital SIM-SARPRAS.
“Dengan pesatnya perkembangan digital kita harus selalu berpikir ke depan jangan berpikir bahwa kita di kampung kita tidak mau maju, kita harus maju, kita tidak boleh tertinggal,” tekan H. Syafrudin.
Di akhir arahannya, Kakanwil juga mengingatkan kepada para ASN untuk selalu berhati-hati karena telah memasuki tahun politik. Kakanwil tegaskan kepada ASN tidak terlibat politik identitas.
“Agama bisa berpolitik tapi mempolitisasi agama tidak bisa. Seperti Identitas agama, identitas politik milik masing-masing individu, tapi politik identitas tidak boleh,” tegasnya.
Turut mendampingi Kakanwil, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah H. Misbahuddin, Kepala MTsN 2 Polman Mahfud dan Ketua DWP Kanwil Kemenag Sulbar, Hj. Armida H. Siregar.