SULBARONLINE.COM, Mamuju – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Mamuju kembali menggelar uji publik hasil assesmen tahap 2 rumah terdampak gempa 6,2 pada 15 Januari 2021 lalu.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Mamuju Muhammad Taslim Sukirno mengatakan, uji Publik digelar dalam satu pekan. Terhitung per hari ini Rabu 25 Januari 2023.
Uji publik tersebut, BPBD Mamuju akan mengirim data tahap 2 hasil assesmen kepada seluruh desa atau kelurahan berjumlah 18.297. Angka ini terbagi di 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Kalukku 3.120, Mamuju 6.070, Simboro 4.799, Tapalang 1909, Tapalang Induk 2.399.
“Desa dan kelurahan menyampaikan ke masyarakat. Dan masyarakat akan melihat mensosialisasikan data tersebut melalui RT dan lingkungan,” sebutnya saat ditanya sejumlah wartawan dikantornya, Rabu (25/1/23).
Data hasil assesmen terbagi 3 kategori, rusak berat berjumlah 2.751, sedang 7.953, ringan 7.593. BPBD Mamuju menganggarkan senilai 500 juta rupiah terhadap puluhan ribu rumah rusak melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Prubahan (APBD-P) tahun 2022.
Dalam uji publik itu, masyarakat diminta untuk melakukan sanggahan kepada BPBD Mamuju, kemudian pihak lembaga pemerintah non departemen ini merundingkan penilaian rumah rusak yang diklaim oleh masyarakat, terhadap kerja assesor melakukan verivikasi.
“Setelah disanggah kami akan persentasekan apakah sanggahannya benar atau tidak, kalau benar kami akan merubah kategori tersebut. Di atas meja BPBD tidak bisa terselesaikan kami akan turunkan assesor kedua untuk menilai,” jelasnya.
BPBD Mamuju sendiri diperhadapkan dengan beberapa persoalan, yakni alamat tidak ditemukan, tidak sesuai domisili kartu keluarga, kemudian masyarakat yang memasukkan data tidak mempunyai rumah dan rumah yang sudah berpindah kepemilikan.
“Kalau seketika masyarakat yang bisa dibantu, ya bantu, yang penting tidak timbul polemik dan bisa dipertanggungjawabkan, dana kemanusiaan ini harus tersalurkan tepat sasaran,” tegasnya.