Tari Kanjilong Persembahan DKKM Tampil Spektakuler di Pembukaan Manakarra Fair 2022

SULBARONLINE.COM, Mamuju — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno secara resmi membuka Manakarra Fair 2022 di Anjungan Pantai Manakarra, Kamis (14/7/2022) malam.

Hadir Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik, Anggota DPR RI; H. Arwan M Aras Tammauni dan Ratih Megasari Singkarru, Kapolda Sulbar, Ketua DPRD Sulbar, unsur forkopimda, Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Kepala OPD Pemprov Sulbar dan Kepala OPD Pemkab Mamuju, tokoh adat, tokoh masyarakat dan ribuan warga Mamuju.

Sebelum acara ini dibuka oleh Menteri, ada salah satu penampilan spektakuler yang disuguhkan oleh penyelenggara, yaitu ‘Tari Kanjilong’ yang diperagakan oleh 100 anak-anak Sekolah Dasar (SD) se Kota Mamuju.

Tarian ini dipersembahkan dan dibina langsung oleh Dewan Kebudayaan dan Kesenian Kabupaten Mamuju (DKKM) di bawah komando H. Irwan Satyaputra Pababari.

Penampilan yang memukau dari anak-anak SD ini mendapat apresiasi dari Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno. Bahkan, saat penampilan mereka berakhir, Sandiaga mengacungkan jempolnya sebagai pertanda bahwa penampilan mereka spektakuler dan memukau.

Ketua Dewan Kebudayaan dan Kesenian Mamuju (DKKM), H. Irwan Satyaputra Pababari, mengaku bersyukur atas penampilan Tari Kanjilong yang diperankan oleh anak-anak SD di momentum hari jadi Mamuju ke 482 Tahun.

“Saya sangat bersyukur dan merasa bangga atas penampilan anak-anak kita. Selama 10 hari lebih mereka dilatih dan dibina oleh teman-teman DKKM, dan juga disupport oleh guru dan orang tua mereka. Sekali lagi, saya sangat bersyukur dan terharu mereka bisa tampil dengan baik,” kata Irwan kepada wartawan.

Irwan menjelaskan, secara tematik, dalam rangka memeringati hari jadi Mamuju ke 482 dengan tema kebaharian, maka DKKM berkesempatan untuk memunculkan tarian yang berasal dari pesisir pantai, yakni Tari Kanjilong.

“Yah, sebenarnya Tari Kanjilong ini ada beberapa versi di setiap wilayah di Mamuju, karena selain di Pulau Karampuang, itu ada di Sumare, Simboro, dan wilayah pesisir yang lain. Dan secara umum hampir sama. Tarian ini menggambarkan kegiatan dan aktvitas para nelayan, sekaligus kehidupan sosial masyarakat. Dan ini momentum yang sangat baik untuk menampilkannya di momentum hari jadi Mamuju,” jelas Irwan.

Menurutnya, Tari Kanjilong sengaja disuguhkan di momentum Manakarra Fair ini, sebab penggiat dan peminat Tari tradisional ini mulai terkikis. Apalagi regenerasi dari Tari tradisional ini yang dinilai semakin kurang.

“Penggiatnya itu sudah sangat sedikit hari ini. Dan regenarisanya itu sudah hampir dikatakan jarang. Sehingga, selain kita perkenalkan di manca negara, di Indonesia dan khususnya di Sulbar, makanya kita merekrut anak-anak SD di Kota Mamuju, dalam rangka mengedukasi juga mengenai budayanya, sekaligus mereka terlibat langsung. Apalagi momentum ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, salah satunya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno,” katanya.

“Dan ini akan menjadi memori dalam hidup generasi kita, mereka menampilkan sesuatu yang spektakuler. Sehingga, secara edukasi mereka diberi kebanggaan dan motivasi, sehingga mereka tidak meninggalkan budaya ini. Itu kesyukuran kita,” tambah Irwan.

Irwan Pababari menambahkan, Tari Kanjilong dipilih untuk ditampilkan, sebab selain menghibur juga memiliki filosopi dan makna yang mendalam bagi warga Kabupaten Mamuju.

“Kanjilong Kanja’ Boko’ juga adalah tarian yang disuguhkan dan sangat menghibur, karena penuh dengan makna filosopi kehidupan. Menggambarkan, bagaimana orang berjibaku mencari nafkah untuk anak istri di rumah. Oleh sebab itu, kami dari DKKM akan terus melakukan pembinaan dan pengembangan budaya-budaya kita di Mamuju ini,” harap Irwan.

Terakhir, mantan Wakil Bupati Mamuju ini juga menyampaikan ucapan selamat hari jadi Mamuju ke 482 tahun, dan selamat atas penyelenggaraan Manakarra Fair 2022.

Sinopsis Tari Kanjilong

Kanjilong atau Pakkanjilong adalah seni tari tradisional yang berasal dari Pulau Karampuang, Kabupaten Mamuju. Tarian ini menggambarkan unsur-unsur kebudayaan dan tradisi masyarakat pesisir Mamuju.

Inspirasi gerakannya berasal dari kekuatan dan ketangkasan para pelaut Mamuju mengarungi lautan dengan perahu dayung, memburu ikan hingga ke laut dalam.

Tari Kanjitong diiringi musik tradisional khas. Alat-alat musiknya terdiri dari bambu dan kayu, antara lain Gulintang, Garumbing, Jeppe’, Katto-katto’, Kanjilong dan Santung.

Tarian ini terbagi atas dua babak yang bertumpu pada kerjasama setiap unsur, penari dan pemusik yang merupakan satu kesatuan bunyi dan gerak.

Babak pertama, menampilkan aktivitas pelaut dengan berbagai properti nelayan seperti pandoang, bose, dan panuttu’. Para penari bergerak selayaknya nelayan di laut lepas.

Babak kedua, mencerminkan kehidupan generasi muda dalam pergaulan hingga pertikaian dan hadirnya seorang tua bijak memberi nasehat agar menyudahi pertikaian. Bagian ini, memperlihatkan keampuhan petuah dalam masyarakat Mamuju.

Laporan :Ashari Rauf