Sunat Ratusan Anak, Perifer dan Sunathrone Indonesia Tuntaskan Bakti Sosial Peduli Sulbar

SULBARONLINE.COM, MAMUJU—Relawan Perifer, Sunathrone Indonesia, SCC, dan Yayasan Bina Insan Zul Syahputra, menuntaskan aksi sosialnya berupa sunat modern gratis bagi anak-anak pengungsi gempa di Mamuju dan Majene.

Mereka melaksanakan bakti sosialnya itu, dibawa tenda pengungsian. Terhitung sejak tanggal 2 hingga 4 Maret 2021, mereka pun berhasil menyunat ratusan pasien dengan rincian, 60 orang di Mamuju, 55 orang di Kabiraan, dan 19 orang Tamberimbi.

Untuk di Mamuju, mereka menyasar posko pengungsian di Stadion Manakarra. Puluhan anak dan satu orang dewasa ikut sunat modern gratis dengan metode klamp.

” Iya sebanyak 53 anak dan 1 orang dewasa ikut sunat yang digelar Perifer Peduli Sulbar di lokasi pengungsian di Stadion Manakarra, Mamuju,” ujar Ketua Perifer peduli Sulbar, dr Nurhayati, Kamis (4/3).

Sementara di lokasi pengungsian korban gempa Sulbar di Desa Kabiraan dan Tamberimbi Kec. Ulumanda, Majene, yang juga menjadi titik lokasi penyunatan, bukanlah hal mudah bagi mereka untuk menjangkau lokasi tersebut.

Pasalnya, kondisi Jalan yang menanjak, rusak, dan sempit, menyulitkan tim untuk sampai ke titik pengungsian. Bahkan saat arah pulang ke kota dengan jarak tempuh 12 kilometer, mereka harus menggunakan jasa ojek yang ditarifnya diluar harga normal.

“dengan semangat tim yg solid, semua rintangan dilalui, dan Alhamdulillah, kegiatan Sunat Massal Peduli Sulbar kepada korban gempa Mamuju – Majene telah selesai. 134 anak kita sunat dengan metode sunat modern tanpa jarum suntik, tanpa jahit, tanpa verban. Terimakasih kepada semua pihak yang telah mensupport kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut di seluruh wilayah Indonesia,”terang Masliah, salah satu Relawan Sunatrone Indonesia.

Salah satu relawan Perifer, Edi menjelaskan, kelebihan dari sunathrone yang menggunakan klamp tersebut, sudah tak menggunakan proses penjahitan dan suntik, bahkan pasien pun langsung bisa beraktivitas usai disunat.

Ia pun meluruskan pemahaman masyarakat saat ini jika Sunathrone menggunakan laser atau electric cauter, padahal itu tidak benar. Sunathrone modern ini bisa juga untuk anak 3 tahun hingga orang dewasa, dengan durasi waktu 20-25 menit perorang.

“Memang ada alatnya sendiri seperti klamp seperti pengikat tali pusar pada bayi. Selama ini masyarakat taunya laser atau couter padahal bukan itu. Saya berharap masyarakat bisa beralih sunathrone selain cepat juga biayanya terjangkau,”kunci Edi.

Untuk diketahui, kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh founder Sunatrone Indonesia, dr.Andi Berlian Tanwir, pendiri Smart Care Centre Makassar, Ns.Supriadi, S.Kep, dan Ketua Tim Relawan Ferifer Makassar dr.Tari.

Kegiatan ini juga melibatkan dokter Relawan Ferifer, TIM Operator Mamuju, Mamuju Tengah, Makassar dan Tim Operator dari Pangkep(*/red/mursyid)