SULBARONLINE.COM, Kalukku — Sebanyak 8 ribu ton Cangkang Sawit asal Sulbar diekspor ke Thailand melalui Pelabuhan Belang-belang, Kabupaten Mamuju, Senin (27/7/2020).
Ekspor perdana cangkang sawit ke Thailand, ditandai dengan penyerahan Phytosanitari Certificate dan pelepasan burung merpati, oleh Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar bersama Kepala Badan Karantina Pertanian RI, Ali Jamil yang mewakili Menteri Pertanian RI dan Kepala UPP Kelas III Belang -belang Kabupaten Mamuju, Kapten. Cristina Anthon.
“Kita bersyukur hari ini kita berkumpul di Pelabuhan Belang -belang bersama Kepala Balai Pertanian RI mewakili bapak menteri. Disini kita sama-sama melihat pelepasan ekspor perdana cangkang kelapa sawit sebanyak 8 ribu ton. Semoga kedepan Sulbar dapat lebih meningkatkan ekspornya,” kata Ali Baal Masdar.
Ali Baal menjelaskan, wilayah Indonesia yang sebagian besar bertopografi pertanian dengan penduduknya yang berprofesi sebagai petani, menjadi modal utama bagi dunia pangan Indonesia, sehingga dari sektor tersebut Sulbar tidak ingin ketinggalan dan segera mengambil perannya.
“Ekspor kali ini sudah yang ketiga kali, di awali ke Jepang sebanyak dua kali dan sekarang ke Thailand. Kita berharap ekonomi masyarakat Sulbar dapat semakin maju dan malaqbiq,” ungkap mantan Bupati Polman dua periode itu.
Ia menambahkan, semua lapisan masyarakat patut berbangga dengan sumber daya alam (SDA) yang kaya dimiliki Sulbar.
“Komoditas ternak seperti sapi banyak dilalulintaskan ke daerah Kalimantan, begitupula komoditi lain seperti, pisang dan kelapa yang berasal dari Mamuju Tengah dan bahkan cangkang kelapa sawit mampu menembus Pasar international. Semuanya harus berbangga dengan SDA Sulbar yang sangat kaya tersebut,” terangnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian RI, Ali Jamil, mengemukakan, berdasarkan data sistem perkarantinaan, IQFAST cangkang sawit milik CV Anugrah Abadi, Sulbar baru pertama kali mengirim cangkang sawit ke Thailand dengan nilai ekonomi sebesar Rp. 8,9 milyar yang dinilai berdampak baik bagi Sulbar itu sendiri.
“Tahun lalu, produk yang sama juga berhasil diekspor ke Jepang sebanyak 8,4 ton,” beber Ali Jamil.
Melihat potensi cangkang sawit asal Sulbar yang besar, Ali Jamil menekankan, kedepan diperlukan sinergisitas berbagai pihak agar kinerja ekspornya dapat terus dipacu, serta berupaya aktif mempromosikan dan mengkampanyekan aneka produk turunan dan samping kelapa sawit ke berbagai negara.
Ali Jamil mengungkapkan, saat ini banyak negara tengah menggalakkan penggunaan sumber energi terbarukan termasuk energi biomassa asal cangkang sawit, sehingga lambat laun cangkang sawit tersebut diprediksi semakin diminati di berbagai negara.
Kepala UPP Kelas III Belang -belang Kabupaten Mamuju, Kapten. Cristina Anthon, menyampaikan, Pelabuhan Kelas III Mamuju berada di jalur ALKI II tepatnya di Selat Makassar, sehingga dinilai sangat srategis.
“Diharapkan pemerintah daerah dan seluruh stakeholder terkait, kiranya Pelabuhan Belang-belang kedepan dapat menjadi pintu laut Sulbar, terutama dengan melihat perkembangan perekonomian Sulbar saat ini,” tutur Cristina
Terkait pemberian layanan di Pelabuhan Belang-belang, Cristina menyatakan, pihaknya bersedia memberikan pelayanan selama 24 jam.
“Kami Hadir di sini untuk memberikan pelayanan pelabuhan 24 Jam, jadi kalau ada pengusaha tiba di sini pukul 1 malam, insya allah langsung ditangani dengan baik,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulbar, Maddareski Salatin, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulbar, Abdul Waris, tenaga ahli Gubernur Sulbar, Andi Ramlan Nawawi, Perwakilan Kapolda Sulbar, serta undangan lainnya.