SULBARONLINE.COM, Mamuju – Ketua DPC Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kabupaten Mamuju, Syarifuddin Nas, menegaskan bahwa momen hari buruh (may day) tidak akan diwarnai dengan aksi unjuk rasa di Mamuju.
Hal itu ditegaskan Syarifuddin Nas, saat dihubungi SULBARONLINE.COM, Sabtu (25/4/2020).
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 ini, maka SBSI Mamuju menyatakan untuk tidak menggelar aksi demonstrasi. Justru, pihaknya mengingatkan agar seluruh warga tetap memperhatikan anjuran pemerintah terkait sosial distancing.
“Bagi saya tidak perlu ada aksi may day, mengingat saat ini masih dalam kondisi pandemi Coronavirus atau COVID-19. Warga tak perlu ikut jika ada yang mengajak. Tetapi jika aksi yang dilakukan adalah untuk mencegah Covid-19 itu akan lebih baik dengan cara membagi masker, makanan, dan sebagainya,” kata Syarifuddin.
“Kalau pun ada undangan ke Jakarta dari SBSI pusat, tetap perlu dibicarakan, apalagi di Jakarta itu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sehingga sikap saya tidak perlu ke Jakarta,” tambahnya.
Meski demikian, Syarifuddin mengaku, akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak tenaga kerja atau buruh yang kehilangan pekerjaan atau di-PHK.
“Sehingga ini yang tetap kita dorong dan ingatkan kepada pemerintah agar bijak dan memperhatikan ini semua. Pemerintah harus memikirkan ini semua,” tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, SBSI Mamuju juga menyorot perekrutan dan pendaftaran Pra Kerja sebagai program Presiden Jokowi. Para tenaga kerja dan buruh yang di-PHK mestinya diprioritaskan oleh pemerintah untuk mendapat kartu prakerja.
“Dalam rangka pendaftaran prakerja ini, untuk mendapatkan kartu prakerja pemerintah harus mempertimbangkan untuk merekrut tenaga kerja yang mendapat PHK dari perusahaannya. Komitmen kita dari DPC SBSI dan SBSI Wilayah Sulbar adalah akan mengawal pendaftaran untuk Prakerja ini. Jangan sampai ini serampangan dalam melakukan verifikasi, harus benar-benar dilakukan dengan baik,” jelasnya.