SULBARONLINE.COM, Mamuju — Anggota DPR RI Dapil Sulawesi Barat, H. Arwan M Aras Tammauni didampingi oleh Kasi Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Sulawesi Barat, Abdul Majid melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren di kabupaten Mamuju, Kamis (3/6/21).
Ada dua Pondok Pesantren yang dikunjungi Anggota Komisi VIII ini, yaitu Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal-Hadits Nahdlatul Watan Gentungan dan pondok Pesantren Hidayatullah Salutalawar Mamuju.
Rasa haru tergambar di wajah H. Arwan Aras ketika memasuki Ponpes Darul Qur’an Al-Hadits. Para santri dari berbagai wilayah Indonesia, seperti ada Papua, Kalimantan, Gorontalo, bahkan dari Jawa begitu bersemangat menyambut dengan lantunan shalawat dan irama musik hadra mengiringi langkah H. Arwan Aras menuju mushallah darurat tempat pertemuan sekaligus sebagai wadah bagi para santri melaksanakan ibadah sehari-hari.
Terik mentari menembus tenda terpal berwarna biru yang digunakan sebagai atap mushallah, namun tak menyurutkan antusiasme para santri. Cuaca panas terasa lebur dalam suasana haru dan penuh dengan kekeluargaan.
Ketua 1 Ponpes Darul Qur’an Wal Hadits, Ustadz Hazbullah mengurai apresiasi dan terimaa kasih atas kesediaan Anggota DPR RI meluangkan waktu untuk hadir di tengah pengurus dan santri Ponpes.
“Pondok pesantren ini tergolong salah satu pondok yang berada di daerah cukup terpencil meskipun cukup dekat dengan Kota Mamuju. Letaknya cukup jauh dari jalan umum dan tidak adanya jaringan seluler membuat tempat ini jarang dikunjungi oleh banyak orang. Meskipun demikian Anggota DPR RI H. Arwan M Aras menyempatkan diri untuk datang ke tempat ini. Tentulah menjadi sebuah kehormatan bagi kami, sekaligus menjadi energi positif atau spirit baru dalam mengurus dan membina para santri di taman surga ini,” papar Ustadz Hazbullah.
Sementara itu, dalam sambutannya, H. Arwan M Aras mengurai beberapa isu aktual tentang Ponpes. Salah satunya adalah kabar yang mengaitkan pondok dengan aksi intoleran atau terorisme.
”Di tempat ini saya mengajak kepada seluruh pengelola, pengajar dan para santri untuk bersama sama menepis hal ini, sekaligus membuktikan bahwa pesantren bukanlah agen teroris yang menyemai benih radikalis. Pesantren ini sebagai institusi keagamaan tidak didirikan untuk melahirkan radikalisme. Pesantren sejatinya mencetak kader-kader ulama yang berpengetahuan luas dan moderat, toleran dan damai,” jelasnya.
Politisi muda PDI Perjuangan ini juga mengingatkan dan mendorong warga Ponpes untuk lebih cerdas dalam memanfaatkan kemajuan teknologi digital yang saat ini juga dapat menjadi satu ancaman dalam metode pembelajaran keagamaan, jika tak digunakan dengan bijak.
“Saat ini cukup dengan mengetik kata kunci di mesin pencari Google, maka semua tentang permintaan terkait agama akan memenuhi layar handphone. Tidak perlu menyusuri banyak buku, tidak perlu duduk menerima pembelajaran langsung dari ustad atau kiyai, semua sudah tersedia secara cepat,” sebutnya.
Olehnya, Arwan juga menyampaikan ucapan syukur ketika oara santri mendapatkan bacaan dari ustad atau kiyai yang tidak diragukan lagi. Namun dikhawatirkan jika bacaannya dari kelompok-kelompok yang tak dapat dipertanggungjawabkan.
“Untuk itu kepada para ustad, kiyai dan pengelola pondok lainnya sangat diharapkan untuk menjauhkan pengaruh teknologi ini dari para santri. Jika perlu para santri tak usah diberikan kesempatan memegang HP kecuali dalam hal-hal tertentu,” harapnya.
Di Pesantren Darul Quran Al-Hadits Nahdlatul Watan ini H. Arwan M Aras juga menyempatkan diri untuk berkeliling di area pondok, melihat langsung proses pembinaan santri dan perkembangan pembangunan pesantren.
Diakhir kunjungannya, Ia memberi bantuan pembangunan masjid permanen serta menyalurkan Al-Qur’an dari Kementerian Agama RI.
Setelah berbagi, H. Arwan Aras melanjutkan kunjungan ke Ponpes Hidayatullah Salutalawar yang merupakan pengembangan Pesantren Hidayatullah yang berpusat di Kota Mamuju.
Disini, Legislator peraih suara terbanyak hasil Pileg 2019 itu mendorong pihak pengelola agar lebih fokus dalam membangun kemandirian ekonomi pesantren.
“Letak dan posisi Pesantren Hidayatullah ini sangatlah strategis apalagi memiliki lahan yang cukup luas. Sehingga ini dapat menjadi satu peluang besar dalam membangkitkan kemandirian ekonomi. Pesantren tidak boleh lagi tergantung hanya pada pendanaan yang bersumber dari masyarakat, tetapi pesantren mesti menjadi lembaga pendidikan yang mandiri secara finansial. Ketersediaan sumber daya alam berupa lahan menjadi potensi untuk dikembangkanya usaha peternakan atau dapat juga agribisnis lainnya,” jelas Arwan.
Seperti pada kunjungan sebelumnya, H. Arwan Aras kembali menyerahkan bantuan berupa Al-Qur’an dari Kemenag RI sebagai wujud dukungan penuh pemerintah pusat terhadap pengembangan Pondok Pesantren.