SULBARONLINE.COM, MAMUJU—Gelombang relawan yang masuk di Sulawesi Barat, hingga hari ini pasca gempa bumi di Majene-Mamuju Jum’at (15/1) lalu, mencapai 1.928 orang dari 112 lembaga
Para relawan ini menyasar berbagai sektor dalam penanganan gempa, diantaranya proses pencarian dan evakuasi, pengadaan air bersih dan sanitasi, komunikasi, dapur umum dan logistik, pemetaan dan assesment, shelter serta kesehatan.
“Saat ini kita punya relawan yang berasal dari berbagai organisasi, jumlah personilnya hampir dua ribu orang. Hari kedua pasca gempa, satu persatu organisasi relawan sudah merapat ke Sulawesi Barat, dimana Mamuju sebagai posko induk. Sasaran mereka variarif tergantung lembaganya, misalnya Save the Chilrdren, mereka focus ke trauma healing untuk anak-anak, EMT IDI pusat yang langsung menyasar pelayanan kesehatan bagi warga terdampak dan masih banyak lagi. Pada dasarnya kita bersyukur ada relawan yang memiliki jiwa sosial untuk membantu penanganan gempa di Sulawesi Barat,” ujar Koordinator Relawan Sulbar, Prof Dr.Hj. Kartini Hanapi Idris.
Setelah mendapatkan penunjukan dari Deputi Pencegahan BNPB sebagai Koordinator Relawan Sulbar, istri Sekprov Sulbar ini langsung mengkoordinir para relawan serta menjadwalkan secara rutin pelaksanaan evaluasi giat relawan setiap hari pada pukul 16.00 WITA, di posko relawan depan rumah jabatan wakil ketua DPRD Sulawesi Barat.
Walaupun dengan kondisi yang sempat shock akibat gempa, guru besar Unhas ini berkeyakinan bahwa Sulawesi Barat bisa bangkit segera, bahkan menilai bahwa ada keberkahan yang bisa diperoleh dengan kehadiran relawan di Sulawesi Barat.
“Ketika kita mampu mengelola dan memanfaat sumber daya para relawan dengan maksimal maka sungguh ini sebuah keberkahan bagi Sulawesi Barat. Khususnya Mamuju dan Majene. Mengapa? karena, di beberapa posko pengungsian itu telah tersedia tenda sekolah. Nah disana nanti anak-anak tidak hanya sekedar bermain tapi mereka dapat memperoleh edukasi dari relawan yang profesional, khususnya pendidikan karakter. Anak-anak bisa diajar tentang tanggung jawab, kejujuran, bersosialisasi serta kerja tim. Edukasi seperti ini kecil kemungkinannya didapat oleh anak-anak di kondisi yang normal dan formal. Tapi ketika rehabilitasi dilakukan dan dibarengi dengan edukasi seperti ini, maka pastinya proses tersebut dapat mengembangkan karakter anak-anak untuk bisa cepat pulih dan bangkit lalu menjadi modal bagi masa depan mereka”, tambahnya.(*/red)