Produktif dan Optimal dalam Bermedia Sosial

SULBARONLINE.COM, Mamuju Utara – Rangkaian Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 16 Juni 2021 di Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Kolaborasi ketiga lembaga ini, dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital pada wilayah Sulawesi. Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Endah Lismartini selaku Jurnalis VIVA.co.id, Ronny A. Buol selaku Jurnalis, Zulkhair Burhan selaku Penemu Kedai Buku Jenny sekaligus Dosen Fakultas HI Universitas Bosowa Makassar, dan Andi Aan Pranata selaku Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar.

Pada episode kali ini diikuti oleh 515 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 peserta.

Kegiatan diawali dengan menampilkan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri, jadi saat jaringan internet sudah tersedia harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” jelas Joko Widodo.

Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh moderator kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Narasumber pertama yang menyampaikan materinya adalah Endah Lismartini dengan materi “Positif, Kreatif dan Aman Berinternet”. Dalam paparannya, Endah menyebut bahwa 170 juta dari 274,9 juta penduduk di Indonesia merupakan pengguna media sosial yang rata-rata menghabiskan waktu selama 3 jam 14 menit per harinya.

Menurut Endah, media sosial memiliki ciri khas mudah diakses, interaktif, jangkauan tak terbatas, cepat, dan mampu menyimpan isi pesan dalam waktu lama. Berbeda dengan media massa yang informasinya harus diverifikasi terlebih dahulu, informasi di media sosial dapat langsung dibagikan.

Endah menegaskan bahwa media sosial dapat berdampak positif jika digunakan dengan produktif dan optimal. Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif, seperti mudahnya penyebaran hoaks.

“Sebelum membagikan informasi, sebaiknya dipikirkan dahulu agar tidak menyebarkan informasi yang salah sehingga tidak mempermalukan diri sendiri di kemudian hari,” ujarnya.

Narasumber kedua adalah Ronny A. Buol yang mengusung materi “Berekspresi di Dunia Digital, NETIKET: Bebas Namun Terbatas”.

Ronny mengatakan, “Media sosial dapat menimbulkan multitafsir. Bisa saja seseorang mengetik tulisan yang terlihat seperti marah, padahal sebenarnya sambil tertawa”.

Selanjutnya, Ronny menjelaskan tentang etika dan etiket dalam berinternet, salah satunya adalah dengan tidak menggunakan huruf kapital dalam keseluruhan kata atau kalimat.

Untuk mengatur sikap pengguna media sosial, maka dibuatlah netiket. Netiket ada dua, yaitu netiket antarpersonal dan netiket dengan banyak orang.

Ronny berpesan, jika ingin mengungkapkan sesuatu pada seseorang, sebaiknya kita mengirim pesan secara pribadi. Ini untuk menghindarkan kesalahpahaman dari orang lain yang merasa tersindir, padahal tidak bersangkutan.

Narasumber ketiga adalah Zulkhair Burhan yang membahas “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital.” Burhan membuka sesi dengan membagikan berita tentang riset yang menyatakan bahwa warganet Indonesia dinilai paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

“Bahasa yang baik belum tentu benar dan bahasa yang benar belum tentu baik”, katanya.

Oleh karena itu, pemilihan bahasa perlu diperhatikan karena merupakan alat komunikasi, sehingga penggunaannya harus efektif dalam menyampaikan maksud. Penggunaan bahasa yang tidak baik dan benar dapat menimbulkan beberapa dampak, seperti kesalahpahaman, multi-interpretasi, ketersinggungan, prasangka, dan provokasi.

Narasumber terakhir, Andi Aan Pranata, memberikan materi tentang “Memahami Jejak Digital”.

Aan menuturkan, “Rekam jejak digital seringkali dikaitkan dengan reputasi seseorang. Reputasi daring sama pentingnya dengan reputasi di dunia nyata”.

Selanjutnya, Aan menyajikan kasus yang menyangkut rekam jejak digital yang terjadi di Indonesia. Rekam jejak digital dibagi menjadi dua, yaitu jejak pasif seperti alamat IP dan jejak aktif seperti unggahan media sosial.

Aan menjelaskan pentingnya jejak digital sekaligus memberi contoh tentang seseorang yang ditolak ketika melamar pekerjaan karena memiliki rekam jejak digital buruk.

Menurut dia, jejak digital dapat menimbulkan berbagai bahaya, seperti paparan digital, pengelabuan, dan mengganggu reputasi profesional. Oleh karena itu, seseorang perlu mengelola jejak digital

Setelah pemaparan materi oleh keempat narasumber, kegiatan Literasi Digital dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diarahkan oleh moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber berkaitan dengan tema dan materi yang telah disampaikan. Sebanyak 10 peserta beruntung, akan mendapatkan uang elektronik masing-masing sebesar Rp. 100.000.

Kegiatan Literasi Digital mendapatkan apresiasi dan dukungan dari semua pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan pastinya mengedukasi para peserta webinar. Kegiatan Literasi Digital ini disambut positif oleh masyarakat khususnya Sulawesi.

Salah satu peserta, Sherma, menanyakan bahwa apakah cakap digital tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat. Menurut Endah, masyarakat harus dapat mengendalikan diri agar tidak terlalu larut dalam konten di media sosial karena hanya diri sendirilah yang dapat mengontrol.

Kegiatan Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.