SULBARONLINE.COM, Mamuju — Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Nurdiah Husnah mengatakan, potensi Sumber Daya Genetik (SDG) daerah ini sangat berpotensi dan menjanjikan untuk dikembangkan.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Komisi Daerah (Komda) Sumber Daya Genetik, Selasa (12/04/22) yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan yang berpusat di ruang rapat Kantor Balitbangda Sulbar ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Muhammad Idris secara virtual.
Hadir secara offline Kepala Balitbangda Sulbar, Safaruddin Sanusi DM, Kepala BPTP Sulawesi Barat, Dr. Ir. Nurdiah Husnah bersama Peneliti Utama BPTP Sulbar, Marhen P. Sirappa sekaligus sebagai narasumber, dan sejumlah Kepala Bidang pada Balitbangda Sulbar.
Hadir juga secara daring, Asisten III Pemprov Sulbar, Dr. Muhammad Jamil Barambangi, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulbar, akademisi dan peneliti.
Menurut Nurdiah, sejauh ini sudah ada 55 varietas atau SDG lokal Sulawesi Barat yang didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP).
“Sumber Daya Genetik tanaman untuk pangan dan pcrtanian merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung ketahanan pangan. Dan BPTP Sulawesi Barat sejak 2017 sampai saat ini sudah mendaftarkan 55 varietas lokal Provinsi Sulawesi Barat Barat ke Pusat PVTPP,” kata Nurdiah.
Dia mengaku, SDG lokal Sulbar nyaris semua mendekati kepunahan, sehingga dibutuhkan upaya dari semua pihak, khususnya dari pemerintah daerah untuk bisa menyelamatkan varietas yang masih ada.
“Tentu untuk kita kembangbiakkan kedepan, supaya keunggulan yang dimiliki komoditas-komoditas masih bisa kita pertahankan. Dan di luar sana sudah banyak yang melihat potensi kita. Mengapa kita tidak melakukan penyelamatan-penyelamatan dengan cara mengembangbiakkan. Olehnya, harapan saya kedepan, ada tindak lanjut dari Pemerintah Provinsi dan Pemkab untuk mengembangkannya,” harap Nurdiah.
Sementara, Peneliti Utama BPTP Sulbar, Marhen P. Sirappa dalam kesempatannya melengkapi materi Kepala BPTP Sulbar, menyebutkan 55 varietas lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
“Di antaranya, tanaman pangan 24 varietas, tanaman hortikultura 23 varietas, tanaman perkebunan 3 varietas, tanaman hias 4 varietas, dan tanaman biofarmaka I varitas. Kc-55 varietas terscbut terdapat di Kabupaten Mamuju sebanyak 3 varietas. Polman 21 varietas, Majene 11 varietas, Mamasa 19 varietas dan Pasangkayu sebanyak 1 varietas. Sebagian besar usulan pendaaftaran varietas lokal secara online yang dilakukan olch petugas dacrah pada akhir tahun 2021 belum terbit karena koordinasi yang tidak optimal antara petugas daerah dcngan pcmeriksa Pusat PVTPP dan BPTP Sulawesi Barat,” urainya.
Oleh karena itu, menurut Marthen, diperlukan kolaborasi dan sinergi yang kuat untuk menyelamatkan varietas lokal yang dimiliki oleh Sulawesi Barat ini.
Kepala Balitbangda Sulbar, Safaruddin Sanusi DM, mengatakan Rakor ini sebagai upaya dan langkah untuk membangung kolaborasi dan sinergi dengan OPD terkait dan Dinas di Kabupaten yang terkait dengan SDG ini.
“Kita berusaha, agar ini masuk dalam program strategis terkait pengembagan sumber daya genetik, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi kerakyatan kita di daerah,” kata Safaruddin.
Dia mengaku, potensi SDG di Sulawesi Barat memang sangat menjanjikan, sehingga harus dikelola secara serius dan maksimal.
“Di daerah kita di Sulbar yang belum dikelola baik itu besar sekali. Ada berbagai macam komoditi. Untuk itu perlu respon baik semua pihak dan harus fokus. Selain itu, dalam hal penanganan, memang perlu penganggaran yang cukup untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat. Juga perlu program berkesinambungan dengan semua pihak yang terkait,” jelas mantan Kadiskominfo Sulbar ini.
Sementara itu, Sekda Provinsi Sulbar, Muhammad Idris menyampaikan, kehadiran Pemda sangatlah penting untuk mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang dimiliki oleh setiap daerah.
“Maka yang penting adalah melakukan koordinasi dengan berbagai sektor untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya kita. Kita juga harus bersinergi dan berkolaborasi dengan baik,” kata Idris.
Sekprov juga memberikan dukungan dan penguatan-penguatan yang dilakukan oleh OPD yang terkait. Termasuk, kepada Pemkab masing-masing agar terjalin sinergi dan kolaborasi untuk menyatukan persepsi terkait pengembangan potensi lokal yang dimiliki.
“Terutama OPD atau leading sektor harus serius terkait ini. Jadi mulai dari sekarang kita harus bangun sinergi progran dengan Pemda, serta seluruh stakeholder terkait. Saya yakin, potensi SDG ini bisa kita kelola dengan baik,” harap mantan Deputi Bidang Diklat Lembaga Administrasi Negara (LAN) ini.
Sekadar diketahui, peran BPTP dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDG tanaman local antara lain adalah melakukan inventarisasi, karakterisasi, koleksi secara in-situ dan ex-situ, membantu pendaftaran SDG lokal potensial, menyediakan materi SDG lokal untuk konservasi di Bank Gen Biogen, menginisiasi pembentukan pembentukan Komda SDG, melakukan kerjasama dengan stake holder.